China memamerkan varian baru dari pesawat tempur J-10B “Super Dragon”.
Membedakan versi baru J-10 B dari versi lama cukup mudah, J-10B memiliki inlet udara yang dimodifikasi dengan diffuser supersonik mirip dengan FC-1 / JF-17. Modifikasi tersebut sangat berguna untuk mengurangi pantulan radar (RCS).
J-10B juga mamiliki perangkat Infrared Search and Track (IRST), sebuah sistem sensor inframerah pasif yang mungkin berasal dari versi Su-27 Rusia yang diakuisisi oleh China.
Perbedaan lainnya adalah pada bagian hidung pesawat yang didesain ulang dengan bentuk oval dan berbentuk tidak bulat lagi, yang menunjukkan J-10B sudah dilengkapi dengan radar AESA, juga terlihat dari luar head up display (HUD) yang lebih besar.
Kini “Super Dragon” mampu membawa rudal anti-radar dan anti-kapal generasi baru YJ-91 yang dikembangkan dari rudal KH-31 buatan Rusia. Rudal buatan dalam negeri ini memiliki jangkauan sedikit lebih jauh, 120 km dibanding 110 km pada Kh-31P asli.
Rudal anti kapal YJ-91 terbang rendah 20 meter diatas permukaan air, namun saat dalam fase terminal (dan menyalakan radar aktif) YJ-91 akan menurunkan ketinggian hanya 7 meter diatas permukan air. Ketinggian bisa rendah hanya 1,20 m jika kondisi cuaca memungkinkan. Sebagai alternatif, rudal dapat diprogram untuk menyelam saat mengeksekusi lambung target.
J-10B versi awal menggunakan pod jammer KG600, dan kini dengan pod jammer baru KG700A yang selain mampu mengecoh rudal udara ke udara musuh, juga mampu melumpuhkan sistem pertahanan udara musuh.