Kuala Lumpur, Militer Malaysia menyatakan menembak mati 31 anggota kelompok bersenjata Sulu, Filipina, di Sabah Kamis (7/3/2013). Angka ini adalah korban terbesar dalam satu hari sejak 200-an anggota Tentara Kesultanan Sulu mendarat di Sabah bulan lalu.
Kepala Kepolisian Nasional Malaysia Ismail Omar mengatakan, polisi dan militer Malaysia yang memburu anggota kelompok bersenjata itu terlibat baku tembak yang berujung pada tewasnya ke-31 orang Filipina.
“Tidak ada warga Malaysia yang menjadi korban,” tambah Ismail. Sejauh ini, lanjut Ismail, sebanyak 52 warga Filipina tewas akibat baku tembak di Sabah yang mereka klaim sebagai wilayah Kesulatanan Sulu itu.
Sementara itu dari pihak Malaysia, delapan polisi tewas di berbagai lokasi di Sabah, negara bagian paling timur Malaysia.
Reaksi PBB
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon menyerukan diakhirinya kekerasan di negara bagian Sabah. Seruan ini datang setelah Malaysia melakukan serangan militer dalam upaya mengakhiri pendudukan oleh sekelompok warga Filipina yang mengatakan tanah itu milik mereka. Menurut BBC, sedikitnya 27 orang tewas sejak ketegangan selama dua minggu itu berubah menjadi kekerasan.
Ban Ki-Moon menghimbau semua pihak untuk berdialog dan mencari penyelesaian konflik secara damai karena khawatir dampak nya pada warga sipil, termasuk pekerja migran di wilayah itu. Semua pihak diminta memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan dan bertindak dengan menghormati penuh norma serta standar hak asasi manusia internasional.
Angkatan Darat Malaysia“Kami sangat khawatir situasi akan menjadi di luar kendali,” kata Norhaya Nacusag pada Reuters. “Kami bersatu dan tegas meminta kedua belah pihak untuk melaukan gencatan senjata dan agar pemerintah Malaysia serta Sultan Sulu segera bekerja sama mengakhiri konflik serta membuka dialog.”
Unjuk rasa Mantan Sultan Sulu Jamalul Kiram III dan pengikutnya, Manila
“Seruan gencatan senjata yang disampaikan Sultan Jamalul Kiram III karena laporan adanya pembantaian 40 warga sipil di Lahad Datu oleh militer Malaysia kemarin (Rabu),” kata Idjirani.
“Yang Mulia Sultan Jamalul Kiram III memerintahkan adiknya (Raja Muda Agbimuddin Kiram) di Sabah untuk memulai posisi bertahan. Perintah ini bukan hanya untuk adiknya, melainkan juga untuk semua sukarelawan yang telah mengorbankan jiwanya demi tujuan Kesultanan Sulu,” tambah Idjirani.
Menurut Abraham Idjirani, tindakan Sultan Sulu ini menanggapi permintaan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon agar kekerasan di Sabah dihentikan dan mengedepankan dialog untuk menuntaskan masalah.
Polisi Malaysia Tangkap 2 Pengikut Sultan Sulu Pasukan Khusus Malaysia Menuju Lahad DatuReaksi Kuala Lumpur
Malaysia, Kamis (7/3/2013), menolak seruan gencatan damai yang dilayangkan Sultan Sulu Jamalul Kiram III. Malaysia menegaskan, bentrokan dapat dihentikan jika Tentara Kesultanan Sulu menyerah tanpa syarat.
“Mereka harus menyerah dan meletakkan senjata. Mereka harus melakukan itu sesegera mungkin,” ujar Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.
Penolakan ajakan gencatan senjata juga disampaikan Menteri Pertahanan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi.
“Kami tidak percaya tawaran gencatan senjata ini. Demi kebaikan rakyat Sabah dan Malaysia, hancurkan militan terlebih dulu,” ujar Hamidi lewat akun Twitter-nya.(JKGR).