Pencarian awak kapal pukat Oryong 501 Korea Selatan yang tenggelam di laut lepas, timur semenanjung Chukotka Rusia terus dilakukan sepanjang malam meskipun kegelapan dan badai menerjang.
Keputusan itu diambil oleh kapten kapal pukat Karolina-77 Rusia yang membawahi kelompok kapal pencari pukat tersebut, ujar Kepala Departemen penyelamatan maritim Petropavlovsk-Kamchatsky, Rusia, Artur Rets kepada TASS.
“Diputuskan untuk melanjutkan pencarian ketika kita berpikir masih ada peluang untuk menemukan awak yang hidup,” katanya, seraya menambahkan bahwa suhu air di daerah reruntuhan kapal sekitar nol derajat.
Empat kapal penangkap ikan Rusia, yaitu Karolina-77, Zaliv Zabiyaka, Pelageal dan Astronom mencari para pelaut yang hilang. Kapal ini menunda memancing mereka untuk operasi pencarian dan penyelamatan yang mendesak.
Kecepatan angin mencapai 25-27 meter per detik dan tinggi gelombang 5-6 meter di daerah kecelakaan, 100 mil laut dari Tanjung Navarin, Chukotka di selatan teluk Anadyr.
Menurut laporan awal, pukat Oryong 501 yang terdaftar di pelabuhan Kota Pusan Korea Selatan, ??memberitahu terjadi kebocoran saat menarik jaring trawl dan mulai tenggelam dengan cepat. Enam puluh dua awak kapal berada di air dingin. Mereka adalah warga negara-negara Asia, termasuk Korea Selatan, Filipina dan Indonesia, serta inspektur Rusia. Dia dan enam pelaut diselamatkan. Salah satu pelaut meninggal karena terkena hipertermia, sementara nasib 54 lainnya tidak jelas.
Trawler Oryong 501 dengan bobot 1.753 ton milik perusahaan perikanan Korea Selatan Sajo Industri.
© ITAR-TASS/Viktor Klyushkin