Untuk mendukung kegiatan BASARNAS dalam operasi pencarian pesawat Air Asia QZ 8501, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi melalui Balai Teknologi Survei Kelautan memberangkatkan Kapal Riset Baruna Jaya I pada tanggal 30 Desember 2014.
Diberitakan semula bahwa BPPT akan memberangkatkan Kapal Riset Baruna Jaya IV, namun digantikan dengan Kapal Riset Baruna Jaya I.
Spesifikasi kedua kapal ini memiliki kesamaan, keduanya merupakan kapal riset dengan kemampuan melakukan observasi kelautan meliputi pemetaan dasar laut, hidro-oseanografi, geofisika dan geologi, serta penelitian lain dengan tambahan pemasangan instrument/peralatan lain yang diperlukan.
Dalam misi kemanusiaan ini Kapal Riset Baruna Jaya I dilengkapi dengan peralatan berstandar internasional untuk pendeteksian obyek bawah laut yang juga didukung beberapa peralatan dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan(ESDM), PT. Patra Dinamika dan PT. Offshore Work Indonesia.
Multibeam SeaBeam 1050D
Multibeam echo sounder ini memiliki kemampuan melakukan pemetaan batimetri dengan sapuan sisi hingga 150 derajat. Dengan frekuensi 50 kHz dapat memetakan hingga kedalaman 3000m dengan maksimum sensor 126 beams.
Peralatan ini digunakan untuk memetakan dasar laut menggunakan sistem sonar dengan hasil data berupa image profile dasar laut pada kedua sisi sapuannya. Frekuensi kerjanya antara 120-410kHz dengan maksimum operasi pada kedalaman 2000m.
ROV Mojave
Remotely Operated Vehicle adalah sebuah wahana bawah air yang dikendalikan dari kapal untuk melakukan observasi dasar laut. ROV ini mampu beroperasi hingga kedalaman 300m dan dilengkapi dengan dua buah kamera digital untuk mendapatkan data visual dari dasar laut.
Marine Magnetometer Sea Spy
Alat ini adalah instrument yang digunakan untuk mengukur kekuatan medan magnet bumi, pengukuran medan magnet bumi ini bertujuan untuk mengetahui lokasi objek dibawah permukaan laut yang berupa logam seperti bangkai kapal karam dan lain sebagainya.
Sumber : BPPT
Metrotvnews.com, Jakarta: Proses pencarian badan dan jenazah AirAsia QZ8501 kembali dilanjutkan. Di hari kelima proses pencarian, sejumlah kapal dan pesawat dikerahkan. Salah satunya Kapal Baruna Jaya milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
“Hari ini Kapal Baruna Jaya milik BPPT sudah sampai di lokasi. Kapal ini dilengkapai deteksi sinyal dan logam yang ada di bawah laut,” kata Deputi Operasional Basarnas Mayjen TNI Tatang Zainuddin di Kantor Basarnas, Jalan Angkasa, Jakarta Pusat, Kamis (1/1/2015).
Kapal yang dilengkapai teknologi canggih untuk pencarian bawah laut itu akan mulai menyisir area lokasi pesawat jatuh: di Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Kapal Baruna Jaya punya reputasi mentereng dalam pencarian benda di bawah laut. Pesawat Adam Air yang jatuh di laut Sulawesi berhasil ditemukan berkat perangkat canggih di kapal ini.
Kapal Baruna Jaya dilengkapi sensor Multi Beam Echo dan Side Scan Sonnar. Dua perangkat ini mampu mendeteksi sinyal dan material logam di bawah laut. Citra tiga dimensi dari objek yang diamati bisa langsung tersaji untuk proses identifikasi objek.
Pencarian pesawat AirAsia QZ8501 hari ini dibagi dalam empat area pencarian. Kapal Baruna Jaya mulai beraksi di area I yang kemungkinan besar menjadi tempat jatuhnya AirAsia 8501. Lokasi pencarian area I sarat akan kapal berteknologi canggih.
Di area ini, selain Kapal Baruna Jaya juga ada USS Samson (AS), RSS Swift, RSS Valour, RSS Kallang (Singapura), KRI Bung Tomo, KPLP Trisula, KN Arcturus dan KN Saratoma (Indonesia). Pencarian udara di area ini melibatkan Boeing 737 intai milik TNI AU dan CN-295.
Sumber : Metrotvnews.com
Spesifikasi Baruna Jaya I
Nama Kapal | K/R. BARUNA JAYA I |
Nama Panggilan | YEAS |
Pelabuhan Registrasi | Jakarta, Indonesia |
Fungsi | Multipurposes Deep-Sea Research |
Klas | BKI, Research Vessel, A 100 I SM |
Bureau Veritas, Research Ship | |
Nomor IMO | 8420036 |
Galangan Pembuat | CMN, Cherbourg-France |
Diluncurkan | 1989 |
GRT | 1184 Ton |
NRT | 355 Ton |
LOA | 60.40 m |
LBP | 52.39 m |
Lebar | 11.60 m |
Depth at Upper Deck | 6.50 m |
Draft Mean | 4.50 m |
Kecepatan | 10 knots |
Akomodasi | 17 kru & 28 Enjinir/Peneliti |
Pemilik | BPPT Indonesia |
Mesin Utama | 2 x 1100 HP @850 RPM, Niigata SEMT Pielstick 5PA5L |
Mesin Bantu | 1 unit Diesel Generator Baudouin 270 HP @1500 RPM |
Alternator Utama | 2 unit shaft driven generator Leroy Somer @625 KVA |
Synchronous Alternator | 1 unit Leroy Somer 200 KVA @1500 rpm |
Bow Thruster | 1 unit Pleuger 200 HP @1450 rpm |
Tipe Propeller | CPP 4 Blades type 417 CCW |
Kapasitas Tanki Bahan Bakar | HSD 260.000 liter, Oil 14.000 liter |
Kapasitas Tanki Air Tawar | 93.700 liter |
Reverse Osmosis | 350 liter/jam @air laut jernih |
Konsumsi Bahan Bakar | 6752 liter/hari |
Life Raft | 4 x 20 pax and 4 x 25 pax |
1 unit Rubber Boat dengan Mesin 40 HP | |
Navigasi | Radar ARPA X Band Furuno, GPS, AIS |
Telekomunikasi | SSB, GMDSS A3, Mini-Inmarsat-C |
Pesawat Angkat | 1 unit A Frame Gantry 10 Ton |
2 unit Side Gantry for CTD | |
1 unit Side Gantry for Coring | |
1 unit Main Crane, 0.75 t pada 12 m dan 2.5 t pada 5 m |