Surabaya – Presiden Joko Widodo meninjau sejumlah fasilitas galangan kapal di PT PAL, Surabaya, Jawa Timur, 10/01/2015.
“Setelah sidang Komite Kebijakan Industri (KKI) akhir Desember untuk industri pertahanan seperti ke PT Pal, PT Pindad, PT DI dan LEN, Presiden ingin melihat langsung tentang belum optimalnya output kinerja industri pertahanan,” kata Seskab Andi Widjajanto yang mendampingi Presiden bersama Menteri BUMN Rini Soemarno, Direktur PT PAL Firmansyah Arifin, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Wali Kota Tri Rismaharini dan Menhan Ryamizard Ryacudu.
Menurut Andi, tujuan kunjungan Presiden adalah untuk mengetahui kondisi salah satu industri strategis itu dan bagaimana pengembangannya ke depan.
Ia mencatat sedikitnya tujuh program pengembangan industri strategis, antara lain kapal selam, pengembangan pesawat tempur dan rudal.
Presiden menginginkan pengembangan yang lebih luas dan spesifik mengenai hal ini serta menginginkan pengembangan berbasis dua hal.
“Misi pertama harus bisa menuju kemandirian pertahanan. Setiap ada pengadaan alutsista harus dibarengi transfer teknologi,” kata Andi. “(yang kedua) andalan untuk menerap teknologi mengembangkan teknologi ganda.”
Jokowi menilai untuk menjalankan hal itu harus dimulai dari memahami sumber masalah pada industri pertahanan.
Presiden juga meninjau PT Dok Surabaya di mana dia menaiki KRI Fatahillah yang tengah diperbaiki, selain juga menyinggahi Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Perak.
Presiden Jokowi mengaku puas dan menilai fasilitas dan kelengkapan bangunan di sini akan menjadi percontohan pengembangan pelabuhan penumpang di daerah lain. Sabtu malam ini Presiden dan rombongan sudah berada di Jakarta kembali. (ANTARA News).
Presiden Minta PT PAL Punya Spesifikasi Produksi Kapal
Surabaya – Presiden Joko Widodo minta PT PAL Indonesia, Surabaya, yang merupakan industri strategis harus memunyai ciri atau spesifikasi produksi kapal, tidak beraneka ragam. Tidak hanya PT PAL, tetapi juga PT DOK dan semua industri maritim lain di seluruh Indonesia.
“Jadi harus spesifik, tidak perlu beraneka ragam produksinya. Kalau kapal, ya kapal saja. Kalau membuat kapal selam, ya kapal selam saja, dua jenis saja. Dan manajemen harus diperbaiki. Jika kurang modal, baru PMN (Penanaman Modal Nasional) masuk,” kata Joko Widodo saat berkunjung di perusahaan kapal, PT PAL Indonesia, Sabtu, 10 Januari 2015.
?Dia juga menyarankan agar mesin-mesin setiap lima tahun sekali harus di upgrade. “Dan yang lebih penting, selama lima tahun harus terus mendapat order,” lanjutnya.
Sementara untuk jenis pekerjaan lain, bisa digarap oleh perusahaan lain ?seperti PT DOK dan sejenisnya. Tujuannya, agar perusahaan sejenis juga bisa berkembang.
Se?belumnya, Direktur PT PAL Indonesia, M Firmansyah Arifin, menjelaskan perkembangan pembangunan yang dicapai perusahaan tersebut. Di antaranya, dengan menunjukkan tiga prototipe Perusak Kapal Rudal PKR Sigma 10514, dan dua tipe lainnya.
Saat itu, Jokowi juga melihat dari dekat galangan kapal tertua di Indonesia, dan memberikan saran sejumlah hal yang perlu dibenahi. Di lokasi lainnya, ia melihat kesiapan Terminal Penumpang Gapura Surya, didampingi Direktur Utama PT Pelindo III, Pelabuhan Tanjung Perak, Djarwo Surjanto. Dan juga Menteri BUMN ?Rini Soemarno. (VIVA News)
Jokowi: PT PAL dan PT DOK Bisa Jadi Industri Maritim RI
Surabaya – Presiden Joko Widodo mengunjungi dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) strategis di Surabaya, Jatim, yaitu PT Dok dan Perkapalan dan PT PAL Indonesia, 10/1/2015.
Didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Pertahanan Ryarmirzad Ryacudu, Sekretaris Kabinet (Seskab) Andi Wijayanto, dan Gubernur Jatim Soekarwo, Presiden Jokowi pertama kali mengunjungi PT Dok dan Perkapalan. Selanjutnya, Presiden Jokowi berkunjung ke PT PAL Indonesia yang bermarkas di areal Tanjung Perak Surabaya.
Seusai peninjauan ke kedua BUMN tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan rasa optimismenya akan bisa mengembangkan industri kemaritiman.
“Kalau melihat dari kondisi dan luas areal pabrik, sebetulnya ya cukup untuk bisa dijadikan awal pengembangan industri maritim kita. Tidak hanya PT PAL, tapi ada juga PT Dok dan Perkapalan Surabaya, serta lain-lainnya,” kata Jokowi yang dikutip dari Setgab.go.id, Minggu (11/1/2015).
Namun untuk mencapai tujuan tersebut, menurut Presiden Jokowi, perusahan ini (PT PAL) harus fokus untuk satu proyek pengerjaan. Yang bukan bidang atau keahliannya sebisa mungkin dikurangi.
“Bisa mengerjakan, tapi ya harus fokus. Kalau ini untuk kapal ya kapal, kalau untuk kapal selam ya kapal selam. Pada suatu titik akan menjadi produk yang matang dan sempurna. Susah kalau harus gonta ganti produk,” ujar Jokowi.
Untuk menuju industri kemaritiman yang handal, menurut Presiden Jokowi, sebelum dapat menggaet pesanan, yang paling penting adalah memperbaiki manajemen terlebih dulu. Setelah kedua hal itu selesai, baru diperhitungkan berapa modal yang kurang.
PT PAL, kata Jokowi, merupakan satu di antara industri strategis diIndonesia. Mestinya bukan hanya masalah yang muncul sekarang yang harus diselesaikan. Tapi urusan-urusan ke depan juga harus sudah dipikirkan dan diperhitungkan.
“Bukan melulu pada untung dan rugi, tapi ini industri setrategis kita, sehinga semua harus sudah dipikirkan,” tutur Jokowi.
Presiden juga menilai, mesin-mesin di PT PAL sebenarnya sudah canggih. Namun sudah banyak buatan tahun 1980-an. Ia meminta secepatnya harus dilakukan up grade, jika tidak akan tertinggal jauh oleh perusahaan galangan kapal di negara lain.
“Jadi kalau tidak di upgrade setiap lima tahun sekali, maka ya akan ketinggalan kereta,” tutur Presiden Jokowi. (Liputan6.com)