Makassar – Miris jika melihat kondisi ini. Di kampung JK, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, anak-anak SD bergelantungan di seutas kawat untuk menyeberangi sungai. Hingga saat ini, pemerintah belum bergerak.
Letak ‘kawat’ darurat itu berada di Desa Hulo, Kec. Kahu, Bone. Awalnya, jembatan masih benar-benar berbentuk jembatan yang menghubungkan empat desa, yakni Desa Biru, Desa Cenrana, Desa Palakka dan Desa Hulo.
Lambat laun, jembatan lapuk dimakan usia, kemudian ambruk setahun lalu. Kini, yang tersisa cuma kawat.
“Sudah lama diketahui pemerintah (Kabupaten Bone), hanya saja sepertinya tidak begitu digubris,” kata warga Kahu, Ahmad Bare, saat dihubungi detikcom, Kamis (12/3/2015).
Setiap pagi anak-anak SD Inpres 657 Hulo, Kec. Kahu, meniti jembatan kawat tersebut. Rombongan siswa harus antre, karena kawat tersebut diperkirakan hanya mampu menahan 5 siswa SD. Mereka nekat menyeberang, karena jika melalui jalur darat dengan sepeda motor harus memutar sejauh 30 km.
“Sekolahnya di desa seberang, jadi terpaksa harus lewat itu (kawat),” tutur Ahmad.
Jembatan tersebut mungkin bukan satu-satunya di Indonesia yang kondisinya mengenaskan. (Detik.com).