Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Review Doktrin Militer 2015

Satuan khusus elite memang penting. Kalau diamati, pola pembangunan militer Indonesia itu copy paste dari Inggris. Pola itu diadopsi pada masa orde baru yang memang menekankan pada pembangunan batalyon-batalyon tempur khusus terutama fokus antigerilya. Batalyon rajawali contohnya. Polanya selalu mirip, selalu seperti itu, mulai dari Timor leste, Aceh dan Maluku.

Doktrin militer yang bertumpu pada satuan-satuan khusus semacam yang dimiliki TNI, sebenarnya sudah cukup usang dan banyak negara sudah memiliki antidotnya.

Perang 5 hari Georgia vs Russia contohnya. batalyon-batalyon komando georgia yang dilatih satuan khusus Amerika dihajar posisinya dengan serangan brutal divisi mekanis penjaga perbatasan Russia. ketika bantuan yang berasal pasukan reguler georgia dikirim ke medan tempur, rutenya sudah di cegat pesawat serang darat SU-25 dan di hujani arteleri presisi jarak jauh. akhirnya wes ewes bablasss.. akhirnya semua tentara georgia yang tersisa mundur semua ke ibu kota hanya untuk bertahan saja.

Pola latihan gabungan TNI juga selalu sama, mulai jaman orde baru sampai sekarang, selalu seperti itu. Ada wilayah NKRI yang diduduki musuh dan TNI datang untuk mengusirnya. Selalu seperti itu. efeknya adalah TNI tidak terbiasa mencegah serangan musuh yang akan datang dan menghancurkan musuh sebelum musuh masuk di wilayah NKRI.

Satu kelemahan doktrin militer orde baru adalah seperti itu, yaitu selalu mengandalkan kekuatan militer dari pusat. Efeknya daerah tidak terbiasa mempertahankan wilayahnya sendiri.

Coba lihat kasus pendaratan militer Australia di Timor Leste.

Karena pola latihan gabungan TNI yang berulang seperti itu, yaitu ada daerah yang di kuasai musuh dan kemudian pemerintah pusat mengirim TNI untuk mengusir musuh tersebut.

Australia cukup mudah mematahkan doktrin militer semacam itu, caranya cukup membuat instabilitas politik di pusat dan mengeluarkan ancaman bahwa jakarta akan di bom dari udara oleh pesawat – pesawat tempur Australia. Efeknya Jakarta panik dan segera membangun pertahan di jakarta, padahal tujuan utama Australia adalah di timor leste.

Jakarta tidak bisa mengirim pesan yang tegas bagi prajurit TNI di timor leste dan prajurit TNI yang ada di timor leste tidak berani bertindak karena belum ada perintah dari pusat selain itu, Prajurit TNI yang ada di timor leste juga belum terlatih dengan segala cara untuk mempertahan wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.

Oleh : Mbah Moel

Share:

Penulis: