Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Menuju Poros Maritim Indonesia

Surabaya – TNI AL terus berbenah untuk mewujudkan kekuatan poros maritim Indonesia. Beberapa program pengadaan Alutsista yang telah dan sedang berlangsung antara lain: pembangunan Kapal Selam, Perusak Kawal Rudal, KCR-60, Kapal BHO, Kapal Latih, Kapal MRLF, BCM, AT, PC-40, Tank Amfibi BMP-3F, BTR-4, Pesawat Patmar CN-235, Heli AKS dan lain-lain. Sedangkan yang dalam tahap perencanaan 2015-2019 antara lain Kapal Selam, Fregate, KCR-60, Mine Counter Measure, Offshore Patrol Vessel, Pesud MPA, Heli Angkut, Pesud Latih, Tank Amfibi BMP-3F dan Ranpur Angkut Personel.

Hal itu disampaikan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi dalam pembekalan terhadap 99 Calon Perwira Remaja (Capaja) yang masih berstatus Taruna Akademi Angkatan Laut Angkatan 60 dan telah menyelesaikan Pendidikan selama empat tahun di Akademi Angkatan Laut (AAL), Surabaya, (16/6/2015).

Kasal juga memaparkan rencana pembangunan kekuatan lainnya yakni adanya validasi organisasi baru yang sudah disetujui pemerintah adalah pada tingkat Kotama dan Kolaktama pembentukan Komando Armada RI (Koarmada RI) yang berpusat di Surabaya dan membawahi tiga Komando Armada Bernomor (Komando Armada I/Wilayah Barat, Komando Armada II/Wilayah Tengah, dan Komando Armada III/Wilayah Timur), yang masing-masing armada bernomor membawahi dua Guspurla. Koarmada RI akan membawahi 14 Lantamal (pembentukan baru Lantamal Pontianak, Tarakan, dan Sorong), serta 3 Pasmar.

Capaja TNI AL yang akan meniti karier di berbagai satuan penugasan TNI Angkatan Laut, nantinya dihadapkan pada kompleksitas kehidupan sosial kemasyarakatan beserta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta lingkungan strategis yang semakin dinamis. Untuk itu dibutuhkan figur perwira-perwira muda TNI Angkatan Laut yang memiliki kepemimpinan kuat, berintegritas, profesional, adaptif, visioner dan inovatif, komitmen serta memiliki jiwa kepemimpinan transformasional.

“Perwira muda saat ini, tidak cukup hanya sekedar tahu lingkungan penugasannya, namun juga harus mengikuti perkembangan lingkungan strategis yang dinamis dan sulit diprediksi, situasi kondisi nasional terkait perkembangan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan, sehingga dapat cepat memahami dan beradaptasi untuk menjawab kecenderungan yang terjadi”, ujar Kasal.

Puspen TNI

Share:

Penulis: