Rudal anti-tank Milan yang dikirim oleh Perancis untuk tentara Libanon sudah tua dan tidak memenuhi standar, ujar harian as-Safir, Lebanon.
“Tentara Lebanon sedang meningkatkan upaya untuk mengamankan peralatan yang diperlukan dalam pertempuran melawan terorisme, terutama terkait pengiriman dua paket hibah dari Arab Saudi ($ 4 miliar).
Harian mencatat bahwa tentara Lebanon bergantung kepada bantuan militer AS ($ 1 miliar) yang baru-baru ini menjadi lebih besar, namun hal itu belum memenuhi kebutuhan militer.
Sementara, kontribusi hibah dari Paris sebesar $ 3 miliar, membuat frustasi karena hanya berwujud 47 unit rudal anti-tank Milan yang disampaikan bulan lalu oleh Perancis.
Ketika rudal disampaikan, Menteri Pertahanan Perancis Jean-Yves Le Drian mengawasi pengiriman itu dalam upacara di Beirut menandai kedatangan senjata yang sudah lama dinantikan dan sangat dibutuhkan, kata harian itu.
Namun pada faktanya, rudal Milan itu sudah tua dan dibawa dari depot Perancis dengan terburu-buru.”
Mengutip sejumlah sumber, Lebanon harian melaporkan bahwa beberapa dari rudal ini tidak berfungsi karena telah bocor, dan tentara Lebanon mengajukan haknya untuk menukar rudal tersebut.
“Pertanyaan di sini adalah: Apakah kontribusi Prancis bisa dianggap sebagai daya dorong bagi kemampuan militer Lebanon atau sesuatu yang sia sia belaka ?”
Kebetulan atau tidak, rudal Prancis Exocet MM-40 Block 2 yang baru diuji coba di KRI Bung Tomo Class, juga mengalami kendala. Rudal itu meluncur dari tabungnya untuk sesaat kemudian jatuh ke dalam laut. Lintasan rudal exocet tidak normal dan gagal terbang.
Akankah Indonesia meminta penggantian terhadap rudal yang gagal ini ?.
Hingga kini belum ada kepastian penyebab gagalnya penembakan rudal exocet tersebut. Apakah bocor seperti rudal ATGM Milan Lebanon, atau penyebab lainnya.
Sumber: Almanar.com.lb