Bandung – Akibat kisruh yang melanda persepakbolaan Indonesia dewasa ini, akhirnya Manajemen Persib Bandung harus mengambil keputusan untuk membubarkan tim kebanggaan Jawa Barat itu.
Pelatih Kepala Persib Bandung Djadjang Nurdjaman mengaku berlapang dada dengan keputusan yang diambil manajemen Persib. Soalnya dengan kondisi kosongnya kompetisi di tingkat nasional membuat Persib terpaksa ditinggalkan banyak sponsor yang selama ini menyokong skuad Maung Bandung—julukan Persib, dari segi finansial.
“Ya kalau memang keputusan dari manajemen seperti itu, artinya pemain sekarang sudah bukan pemain Persib lagi, sudah free. Jadi kalau begitu kata-kata yang sudah dilontarkan bahwa tim ini dibubarkan tidak ada salahnya,” kata Djadjang saat dihubungi via telepon selular, Rabu, 1 Juli 2015.
Namun, kata Djanur—panggilan Djadjang, dengan dibubarkannya tim, secara tidak langsung akan berdampak pada susahnya menyatukan anak asuhnya, kalau saja tiba-tiba ada kompetisi. “Buat saya sebagai pelatih mungkin tidak segampang itu. Karena apapun itu pemain sudah bebas, bisa saja mereka ada yang pergi kemana,” ujarnya.
Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Risha Adi Wijaya mengatakan dengan dibubarkannya Persib Bandung, maka peamain pun telah resmi diputus kontraknya. Namun, Risha mengaku, jika tiba-tiba ada kompetisi, maka manajemen akan memanggil kembali pemain untuk bergabung kembali dengan skuad Maung Bandung.
“Walaupun dengan kontrak baru yang kita tawarkan, jadi formulanya bisa per pertandingan atau turnamennya. Misalkan lama turnamennya 4 bulan, maka akan dilakukan kontrak selama 4 bulan, sampai ada kejelasan dimulai ISL (Liga Indonesia) 2016,” ujarnya.
Adapun dengan nilai kontraknya nanti, Risha mengaku sudah diperhitungkan dengan matang. “Kita mengikuti perhitungan liga dan ada tambahan bentuk bonus kepada pemain yang sudah berjasa kepada kita,” katanya.
Tempo.co