Jakarta – Parlemen Jepang pagi ini, Sabtu (19/9), menyetujui perundang-undangan baru yang kontroversial. Negeri itu kini memperbolehkan angkatan bersenjatanya terlibat dalam pertempuran di luar negeri dengan sejumlah persyaratan. Ini adalah langkah besar setelah Perang Dunia II.
Dalam voting di majelis tinggi parlemen, pendukung perundang-undangan baru itu mengungguli mereka yang menolak dengan pemilih 148 berbanding 90. Aturan itu akan efektif berlaku dalam enam bulan ke depan. Sebelumnya, beleid ini sudah lolos di majelis rendah pada Juli lalu.
Legislasi itu menginterpretasi ulang Article 9 dalam konstitusi antiperang dan kekerasan yang dianut Jepang pasca Perang Dunia II. Legislasi itu melarang perang sebagai sarana penyelesaian sengketa internasional. Dengan penginterpretasian yang baru, akan memungkinkan militer Jepang, yang dikenal sebagai Pasukan Bela Diri, turun membela sekutu-sekutunya dalam pertempuran terbatas dalam konflik di luar negeri.
Pasukan Jepang di luar negeri selama ini hanya terlibat dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan.
Article 9 dalam konstitusi Jepang mengatakan: “Bercita-cita tulus untuk sebuah perdamaian internasional berdasarkan keadilan dan ketertiban, rakyat Jepang selamanya meninggalkan perang sebagai hak berdaulat bangsa dan ancaman atau penggunaan kekerasan untuk menyelesaikan sengketa internasional.”
Legislasi itu sendiri, yang didukung oleh Perdana Menteri Shinzo Abe, telah mendapat penolakan dari sana-sini. Di Tokyo terjadi unjuk rasa masif untuk menolak undang-undang itu baru-baru ini. Di parlemen, kalangan yang menolak juga berusaha menjegal dengan mengupayakan penundaan voting. Tapi mereka gagal.
Sementara pendukung undang-undang itu berkata Jepang perlu memperluas tugas Pasukan Bela Diri untuk menghadapi potensi ancaman dari negara-negara seperti China dan Korea Utara. Pada awal bulan ini China memamerkan kekuatan militernya untuk merayakan 70 tahun setelah Jepang kalah di Perang Dunia II.
Lalu pada Selasa lalu, Korea Utara memperingatkan Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya bahwa mereka siap menggunakan senjata nuklir kapan saja. Mereka juga diperkirakan akan meluncurkan sebuah satelit baru dengan roket penjelajah jarak jauh dalam beberapa pekan ke depan.
CNN Indonesia