Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Menhan Malaysia Ingin Bantu Tangani Asap Indonesia

Jakarta – Menteri Pertahanan Malaysia, Hishammudin Hussein, mengatakan sangat ingin membantu Indonesia untuk menanggulangi kebakaran hutan yang menyebabkan merebaknya asap hingga ke negara tetangga.

“Saya lebih dari ingin (membantu) karena saya juga menderita akibat asap tersebut. Saya punya asma,” ujar Hishammudin dalam sebuah jumpa pers pada Selasa (29/9) seperti dilansir Channel NewsAsia.

Namun, Hishamudin mengaku akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan negara tetangga yang juga terkena dampak asap dari kebakaran hutan di Indonesia, Singapura.

“Biarkan saya cek ke Singapura, bagaimana mereka membantu Indonesia. Jika masih dalam kemampuan kami, saya rasa tidak ada alasan kami tidak bisa karena kami juga terkena dampaknya,” kata Hishammudin.

Menurut Hishammudin, mengatasi masalah asap lintas batas memerlukan upaya bersama. Jika terlalu lama, bisa terjadi kesalahpahaman bilateral.

“Jika Anda terlalu lama, hal kecil seperti menangkal asap dapat menjadi sesuatu yang memengaruhi hubungan bilateral. Ini harus diselesaikan sebagai isu regional, jika tidak bilateral, trilateral antara Indonesia, Singapura, dan Malaysia,” tutur Hishammudin.

Sebelumnya seperti dikutip Strait Times, Singapura sudah lima kali menawarkan bantuan untuk memadamkan api. Namun, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya, menolak bantuan tersebut dan mengatakan bahwa Indonesia masih memiliki cukup pasukan untuk memadamkan api.

Namun, Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla, mengatakan bahwa pemerintah terbuka kepada negara tetangga yang ingin membantu.

“Silakan saja. Kita terbuka. Singapura bisa ikut lihat sendiri. Singapura, silakan kalau mau membantu. Jangan hanya bicara,” ucap Kalla ketika berada di New York, Amerika Serikat, pada Senin (28/9), dikutip dari kantor berita Antara.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kalimantan Tengah berada pada kategori sangat berbahaya. Hal ini dikarenakan batas akhir level berbahaya ISPU berada pada angka 500. Sedangkan, di Palangkaraya telah menembus angka 2.000.

“ISPU 2.314. Sementara penderita ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) sampai tanggal 27 September kemarin di Provinsi Kalteng berjumlah 11.522 orang,” kata Kepala Pusat Dana Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulisnya kepada media, kemarin, Senin (28/9).

Selain itu, menurut Sutopo, faktor alam di kawasan Sumatera dan Kalimantan menjadi penghambat proses pemadaman kebakaran hutan dan lahan. Akibatnya, wilayah tersebut dan sekitarnya kemungkinan akan merasakan dampak karhutla (Kebakaran hutan dan lahan) sampai akhir tahun.

Hal ini dikarenakan cuaca kering serta terbatasnya air sehingga api sulit dipadamkan, ditambah lahan luas dan mayoritas tersebar tumbuhan gambut yang mudah kembali terbakar.

CNN Indonesia

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest

Penulis: