Korea saat ini sedang memilih mesin yang tepat untuk dicangkokkan ke pesawat tempur masa depannya, KFX. Seoul akan memilih mesin yang pesawat tempur KFX pada awal tahun 2016. Salah satu mesin yang akan dipilih adalah F414 buatan General Electric atau EJ200 buatan Eurojet. Kedua perusahaan ini ikut memamerkan mesinnya di pameran dirgantara Seoul International Aerospace & Defense Exhibition 2015.
Pengamat industri yang akrab dengan KFX mengatakan bahwa mesin untuk pesawat KFX akan dipilih pada awal tahun depan terlepas dari kontroversi kegagalan Seoul mendapatkan empat teknologi “inti” untuk pengembangan KFX : radar active electronically scanned array, infrared search & track sensors (IRST), electro-optical targeting technology, dan jamming technology.
Korea Aerospace Industries (KAI) mengeluarkan permintaan proposal (RFP) pengadaan mesin KFX beberapa minggu yang lalu, dan tanggapan proposal tersebut diharapkan sudah diserahkan pada bulan November. KAI nantinya akan memeriksa proposal, dan para pejabat Korea Selatan akan menganalisa dan melakukan kunjungan lapangan ke fasilitas produksi mesin di kedua perusahaan peserta tender, di Eropa dan Amerika Serikat.
Pemenang proyek nantinya berhak menjual sekitar 400 mesin. Seoul berencana untuk mendapatkan 120 pesawat tempur KFX, sementara Indonesia, mitra 20% dalam program ini berencana untuk mendapatkan 80 pesawat IFX. Korea Selatan nantinya juga berharap untuk mengekspor pesawat KFX ke negara lain.
Eurojet memamerkan mesin EJ200 di salah satu stand di ADEX 2015, sebagai tenaga pendorong utama pesawat tempur Eurofighter Typhoon. Kepala eksekutif Eurojet Clemens Linden membeberkan daftar panjang rencana perusahaannya termasuk peta pengembangan, desain yang modular sehingga mudah disesuaikan dan yang terpenting transfer teknologi. Eurojet juga membanggakan daya tahan, kehandalan dan kemudahan perawatan mesin produksinya.
Jet latih supersonik T-50 dengan mesin F-404 produksi GE
Perusahaan Eropa ini juga menyoroti pengalaman panjang Rolls-Royce Eurojet bekerjasama dengan Korea Selatan, dengan lebih dari 400 mesin yang telah lama digunakan Angkatan Udara, Angkatan Laut, Dan Angkatan Darat Korea Selatan.
Sementara itu Wakil Presiden General Elektrik Alan DiLibero untuk progam mesin F404, F414, J85, dan TF34 menyoroti sejarah panjang selama hampir 35 tahun GE bekerja sama dengan pesawat tempur buatan Korea Selatan termasuk pengalaman lama GE memproduksi mesin di bawah lisensi dengan Samsung Techwin, yang baru saja diakuisisi oleh Hanwha Techwin.
Pesawat tempur Typhoon dengan mesin EJ-200 produksi EuroJet
DiLibero juga menekankan roadmap pengembangan F414 sebagai mesin andalan pesawat F-18 E/F Super Hornet, dan kesuksesan kerjasama GE dengan sejumlah program internasional. Diantaranya kerjasama GE dengan Hindustan Aeronautics Tejas, yang menggunakan mesian F404, dan Saab Gripen, yang menggunakan RM12, versi yang diproduksi Swedia menggunakan mesin F414.
Semua varian pesawat latih supersonik T-50 menggunakan mesin F 404. DeLibero juga menunjukkan bahwa GE baru saja meraih penghargaan sebagai pemasok dari KAI.
“Kami tahu bagaimana melakukan integrasi, dan kami pikir program T-50 adalah contoh yang bagus dari kemampuan dan komitmen kami,” kata DeLibero.
Flightglobal