View dari periskop kapal selam tipe 209 Yunani dalam sebuah latihan perang
Dalam perang Malvinas, satu-satunya kekuatan laut Argentina yang masih beroperasi pada akhir perang adalah kapal selam ARA San Luis dari tipe 209. Dua kali kapal selam ini melakukan serangan, salah satunya ke kapal induk HMS Hermes, sayang serangan tersebut gagal, torpedo yang ditembakkan tidak mengenai sasaran. Komandan menembakkan torpedonya terlalu jauh yang menyebabkan fire control system pada torpedo gagal mendeteksi sasarannya.
Kegagalan tersebut disinyalir karena kurang terlatihnya para awak kapal selam Argentina. Suatu hal yang sangat disayangkan. Sebenarnya Argentina menggunakan kapal selam sebagai senjata pamungkas terakhir setelah ditariknya kapal-kapal perangnya dari medan perang Malvinas.
Dari sini dapat diambil kesimpulan betapa pentingnya pelatihan yang intensif dari awak kapal selam, bahwa secanggih apapun kapal selam yang dipergunakan, tanpa kecakapan awak yang mengoperasikannya semua tersebut tiada artinya.
Nah, di artikel ini mari kita belajar sedikit tentang pelatihan penembakan torpedo di kapal selam.
Simulator khusus untuk latihan manuver dan pengendalian kapal selam / Submarine Control Simulator (SCS) yang sudah dimiliki TNI AL
Latihan penembakan torpedo di simulator
Latihan dry firing ini dilaksanakan di ruang simulasi atau di ”attack teacher”, suatu ruangan yang yang mensimulasikan ruang sentral kapal selam, lengkap dengan periskop, bilik hitung penembakan torpedo, meja peta tempat para anggota team penembakan torpedo menghitung segitiga penembakan torpedo, juga sekaligus mensimulasikan laut dengan kapal diatas air yang menjadi sasarannya.
Komandan kemudian menghitung sasarannya, menginformasikan kepada team penembakan torpedo, dan team memplot data awal ini pada peta, lalu menghitung lagi untuk kedua kalinya untuk memperoleh kepastian haluan kapal lawan dan kecepatannya.
Data kedua diplot kembali dipetakan, dan dari kedua data ini, para team yang telah terlatih diharapkan sudah akan dapat menyimpulkan, kemana haluan kapal, berapa kecepatannya, dan lalu menghitung kecepatan luncur torpedo dan arah luncuran, agar pada waktunya nanti, torpedo dan kapal sasaran akan bertemu pada satu titik!
Komandan biasanya masih akan menghitung kembali sasarannya dengan periskop untuk ketiga kalinya, guna meyakinkan bahwa data data kapal sasaran tidak berubah, baik haluan serta kecepatan. Bila segala sesuatunya sesuai dengan perhitungan awal, diberikan perintah, penyiapan salah satu torpedo dalam peluncur, dengan setting kedalaman luncur, pengaktifan pemicu/fuze dll. Terakhir, diperintahkan untuk menembakkan torpedo kearah sasaran. Latihan ini lebih ditekankan pada pengujian kekompakan serta ketepatan perhitungan team penembakan torpedo.
Latihan penembakan torpedo
Setelah komandan beserta team penembakan torpedonya lulus dalam ujian di”attack teacher”, maka periode berikutnya adalah melaksanakan “torpedo wet firing”. Perlu untuk diketahui, bahwa sebelum itu, kapal selam beserta seluruh awak kapalnya, diharuskan telah lulus dulu dalam ujian sebagai suatu sistem senjata dan manusia terpadu (integrated man and weapon), yang biasa disebut dengan sadaca.
Semua hal yang tersebut dalam uraian pada torpedo dry firing terdahulu, dilaksanakan ulang disini, bedanya adalah, bahwa team melakuan keseluruhan perhitungan ini didalam kapal selam sesungguhnya, dimeja peta betulan, dengan ruang komando dan operasi betulan, dan bukan dalam simulator.
Juga kapal sasaran merupakan kapal yang bergerak sendiri dilaut bebas. Torpedo latihan yang harus disettingpun benar benar berada dalam tabung peluncur! Torpedo yang diluncurkan, akan menuju kapal sasaran, dan pada akhir luncurannya, akan mengapung serta siap dipungut oleh tim “pembersih”
Fregat yang sudah pensiun HMAS Torrens saat dihantam torpedo MK48 yang ditembakkan dari kapal selam Collins class Australia
Latihan penembakan torpedo perang
Dalam latihan penembakan torpedo perang, keseluruhan rangkaian latihan penembakan torpedo, akan terulang disini. Hanya kini, torpedo yang berada dalam peluncur adalah torpedo perang, bukan sekedar torpedo latihan, lengkap dengan segala resiko torpedo perang, dengan hulu ledak yang benar benar siap meledak dan menghancurkan kapal sasaran.
Bersambung…
Sasrabahumakatikaryo