Delegasi Komisi VII DPR dipimpin Tamsil Linrung melakukan kunjungan kerja ke Rusia. Salah satu tujuan dalam kunker yang berlangsung 11 – 14 November 2015 ini, melakukan pertemuan dengan perusahaan yang bergerak di sektor pembangkit listrik tenaga nuklir di Rusia.
Dalam kunker ini, delegasi Komisi VII juga menemui perusahaan aluminium RusAL dan Vi-Holding. Kemudian, dialog interaktif dengan masyarakat serta mahasiswa Indonesia. Saat pertemuan dengan Rosatom, Tamsil menjelaskan proyeksi kebutuhan energi Indonesia yang tinggi hingga 2019. Namun, alternatif penggunaan nuklir untuk pembangkit listrik masih memerlukan keputusan politik.
“Masih banyak masyarakat Indonesia yang khawatir (terhadap PLTN) karena beberapa wilayah di Indonesia rawan bencana alam. Belum lagi persoalan limbah radio aktif yang dihasilkan. Karenanya pembangkit listrik tenaga batubara sejauh ini masih menjadi pilihan jangka pendek,” ujar Tamsil, seperti yang dikutup dalam detik.com, Senin (16/11).
Beberapa daerah yang dinilai cocok untuk PLTN di Indonesia adalah Bangka Belitung, Batam, dan Kalimantan dengan reaktor jenis VVER 1200. Menurutnya, dibandingkan pembangkit listrik batubara atau gas, PLTN dinilai jauh lebih kompetitif karena harga per MWh.