Rusia meluncurkan rudal jelajah dan rudal presisi di Suriah melalui bomber jet strategis Tu-160, maupun bomber pesawat baling baling Tu-95, maupun lewat bomber jarak jauh Tu-22M3 dan sejumlah bomber lainnya. Skala operasi yang masif ini terjadi setelah pesawat komersial Rusia yang jatuh di Mesir, diketahui diledakkan oleh anggota ISIS.
Militer Rusia mengintensifkan serangannya pekan ini atas perintah Presiden Vladimir Putin. Putin memerintahkan militer untuk meningkatkan pemboman setelah dipastikan bahwa pesawat Rusia yang jatuh di Mesir dan menewaskan 224 orang itu disebabkan oleh bom, serangan yang diklaim oleh ISIS.
Kolonel Andrei Kartapolov mengatakan pesawat pembom Tu-95, Tu-160 and Tu-22M3 yang beroperasi dari beberapa pangkalan Rusia ikut dalam serangan terhadap target-target ISIS di Suriah. Mereka bergabung dengan beberapa pesawat tempur Russia yang dipangkalkan di pangkalan udara Hemeimeem di provinsi Latakia, Suriah.