Serangan pasukan Israel selama lebih dari satu bulan terakhir, telah menewaskan puluhan warga sipil palestina, belasan diantaranya anak-anak.
Pertahanan untuk Anak Internasional (DCI) Palestina mengeluarkan data bahwa pasukan Zionis Israel telah membunuh 16 anak Palestina dalam serangkaian serangan di seluruh wilayah Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Jalur Gaza sejak awal Oktober lalu.
Jumlah anak Palestina yang telah gugur sejak awal tahun ini sebanyak 21 orang, seperti dikutip dari laporan Al Ray.
DCI Palestina menegaskan bahwa 14 anak Palestina tewas oleh tembakan langsung.
Organisasi ini juga melaporkan bahwa otoritas pendudukan Israel masih menahan enam jenazah anak Palestina yang diidentifikasi sebagai Eshaq Badran, Mustafa al- Khateeb, Hasan Manasrah, Mutaz Auwesat, Ahmed Aburub dan Sadeq Ghurebia.
Mereka juga mendokumentasikan bahwa pasukan Zionis menewaskan tiga anak dalam satu hari, pada 17 Oktober 2015, yaitu: Tareq Annatsha, Bayan Asaliya dan Mutaz Auwesat. Sementara, 272 anak juga dilaporkan terluka oleh serangan pasukan Zionis sejak awal Oktober.
Direktur Investigasi untuk DCI Palestina, Aayd Abu Qutesha membantah klaim dari pihak Israel yang menyatakan bahwa anak-anak tersebut dibunuh karena telah melakukan serangan penusukan. Abu Qutesha juga menyatakan Pembunuhan tersebut merupakan pembunuhan diluar hukum.
Serangan pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 72 warga Palestina sejak 1 Oktober 2015. Masyarakat Palestina yang dibunuh termasuk demonstran tidak bersenjata, hingga penyerang di Tepi Barat yang diduduki Yahudi, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza.
Sementara pada periode yang sama dari pihak Israel diklaim hanya sembilan warganya yang tewas akibat ditusuk atau ditembak.
Lokasi serangan awalnya difokuskan di Yerusalem, kemudian bergeser ke Hebron, kota terbesar di Tepi Barat. Hebron dikenal warga Yahudi sebagai gua para leluhur dan Muslim menyebutnya sebagai Masjid Ibrahimi.