Jakarta – TNI AU akan mengganti helikopter kepresidenan Super Puma dengan AgustaWestland AW101. Namun, rencana pembelian ini akan kembali dimatangkan setelah Presiden Jokowi kembali pulang dari Paris menghadiri COP21 atau KTT Iklim.
“Nanti akan dirapatkan setelah Presiden kembali,” ujar Menko Polhukam Luhut Pandjaitan usai mengantar Presiden Jokowi di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Minggu (29/11/2015).
Luhut enggan berbicara banyak soal kenapa TNI AU tidak memilih helikopter buatan PT DI. Dia memastikan akan mengkaji lagi perlu tidaknya heli VVIP itu diganti atau tidak.
“Nanti kita rapatin setelah Presiden balik,” ujarnya.
Sebelumnya, Wapres Jusuf Kalla mengaku tidak tahu soal pembelian helikopter ini. Namun dia memastikan, heli Super Puma yang saat ini digunakan kondisinya masih bagus.
Ditambahkan JK, helikopter Super Puma tidak sepenuhnya buatan dalam negeri. PT DI hanya merakit komponen helikopter produsen asal Prancis itu.
“Itu buatan Prancis. Kita kan baru mengassembly helikopter, belum membuat,” ujar Wakil Presiden pada Jumat (27/11).
Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Agus Supriyatna sebelumnya menjelaskan soal rencana pembelian helikopter ini. Pilihannya jatuh ke helikopter Agusta Westland 101 dengan beberapa pertimbangan. Antara lain, helicopter itu memiliki kabin yang tinggi sehingga penumpang tidak perlu menunduk saat akan masuk. Selain itu, helicopter Agusta Westland 101 memiliki tiga mesin sehingga lebih aman saat digunakan.
Detik.com