Amerika Serikat telah kembali mengirimkan pasukan militernya ke Irak. Pasukan khusus Amerika ini tiba di Pangkalan Udara Al Asad di Anbar, Rabu (01/20), untuk membantu pasukan gabungan Irak untuk membebaskan kota Anbar dari kekuasaan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Kedatangan tentara Amerika Serikat ini memicu berbagai reaksi dari para politisi Irak. Beberapa politisi menentang, sementara yang lain menyambut kedatangannya.
“Kami menyambut setiap upaya internasional untuk membebaskan daerah kita dan menghilangkan terorisme serta ISIS. Ada kabar dari pasukan gabungan internasional di salah satu pangkalan udara militer yang terjadi sepengetahuan pemerintah Irak, sehingga operasi pembebasan akan lebih cepat dan warga pengungsi dapat kembali ke rumah mereka lebih cepat juga,” kata Abdul Qahar Mahdi Alsamaraie, seorang pejabat pemerintah daerah di Provinsi Salahuddin.
Namun, beberapa politisi melihat kehadiran mereka tidak perlu karena dalam pandangan mereka, unit terorisme tentara dan pasukan penyerang dari militer Irak sudah melakukan pekerjaan yang baik.
“Kedatangan setiap kekuatan asing ke Irak harus menjadi keputusan yang dibuat oleh parlemen Irak, tidak hanya atas perintah komandan angkatan bersenjata saja. Saya pikir aparat keamanan dan tim kontra terorisme telah mencapai kemenangan dengan kemajuan yang signifikan di setiap peperangan. Mereka tidak memerlukan adanya tambahan pasukan khusus yang ingin turut ambil bagian dari kemenangan ini. Sebagai warga negara, kami telah menolak kedatangan pasukan mereka sejak kami menyadari bahwa pasukan kami dapat melakukan operasi ini sendiri”, kata salah seorang anggota Parlemen Irak, Alia Nassif.
Kedatangan pasukan Amerika Serikat di Irak disampaikan langsung oleh Menteri Pertahanan AS, Ash Carter, pada hari Rabu kemarin. Ia menyatakan, pengiriman pasukan ini menandai ekspansi terbaru dari pihak Amerika Serikat untuk memberikan tekanan militer terhadap ISIS. Pengiriman pasukan ini tentu dikhawatirkan pula memberikan risiko besar bagi AS, apalagi Presiden Obama tengah melakukan penghematan di bidang militer.
Sejak akhir tahun lalu, Amerika Serikat telah mengirimkan ratusan pasukan khususnya ke Irak. Untuk memudahkan koordinasi, pasukan khusus ini dipecah menjadi 50 orang per timnya.
reuters