Mataram – Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Rizal Ramli menyatakan Indonesia punya tugas untuk menjual saham minoritas industri pertahanannya ke negara negara Asean.
“Indonesia harus mengajak negara-negara ASEAN memegang saham industri pertahanan kita. Karena kalau mengandalkan pajak dalam negeri, industri pertahanan kita akan tumpul,” ujar Rizal Ramli di Mataram, 8/2/2016, saat memberikan sambutan dalam acara “Konvensi Nasional Media Massa, Refleksi Pers Nasional Menjawab Tantangan Pembangunan Poros Maritim dan Menghadirkan Kesejahteraan”.
Rizal Ramli mencontohkan, industri pesawat Airbus ketika hanya dikuasai Prancis tidak laku, namun saat Prancis mengajak negara-negara Eropa, akhirnya bisa mengalahkan perusahaan Boeing.
Kalau negara-negara ASEAN memegang saham minoritas industri pertahanan, mereka akan membeli peralatan perangnya dari Indonesia. “Diharapkan industri pertahanan Indonesia menjadi raksasa. Misalnya memegang 20% saham PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia,” ujar Rizal.
Saat ini merupakan momentum industri maritim Indonesia menjadi jagoan di tingkat global. Kondisi itu, karena industri maritim padat Sumber Daya Manusia dan kecenderungannya saat ini berada di Indonesia.
“Pembangunan kapal laut tadinya dilakukan negara Eropa, lalu pindah ke Jepang karena mahal, lalu ke Korea Selatan dan sekarang pindah ke Indonesia dan Vietnam,” ujarnya.
Indonesia beberapa waktu lalu berhasil mengekspor kapal perang ke beberapa negara, yang menunjukkan industri pertahanan dalam negeri telah maju.
Namun, Indonesia masih kurang dalam hal branding dan marketing dalam memasarkan produk industri pertahanan dalam negeri.
Antara