Pesawat tempur Gripen varian E/F akan diluncurkan dari pabrik perakitannya di Linkoping, Swedia, pada 18 Mei, rilis perusahaan saat wawancara dengan wartawan di Singapore Airshow 2016.
Tiga pesawat E / F varian baru direncanakan akan menjalani tahap uji sebelum diserahkan kepada Angkatan Udara Swedia dan Brasil. Dibandingkan varian terdahulu, Gripen E/F yang terbaru sudah menggunakan radar AESA.
Selama temu wartawan, pejabat Saab berharap untuk memasukkan negara Slovakia ke dalam daftar pembeli Gripen setelah Negara itu menyelesaikan tahapan pemilihan umum pada bulan depan. Slovakia sedang dalam negosiasi dengan Saab untuk bisa mendapatkan 8 pesawat tempur Gripen varian C/D baru, ungkap Richard Smith, Kepala Divisi Penjualan Gripen, pada 18 Februari.
“Negosiasi sedang berlangsung namun karena ada pemilu, kemungkinan kontrak akan ditandatangani setelah pemilu selesai,” kata Smith. Kesepakatan nantinya dengan Slovakia adalah kontrak pembelian dan bukan sewa pesawat, sambung Smith.
Angkatan Udara Hungaria saat ini sudah mengoperasikan Gripen versi C/D dengan sistem sewa. Saab juga mencatat Kroasia dan Bulgaria sebagai pelanggan potensial lainnya yang menginginkan pesawat tempur Gripen.
Saab merencanakan akan terus memproduksi dan mengembangkan Gripen C/D dan varian terbaru Gripen E / F di masa depan, dan merencanakan untuk bisa menjual 300 Gripen di tahun-tahun mendatang.
Saat ini Brazil pada tahap awal sudah memesan 36 pesawat tempur Gripen E, pihak produsen percaya, jika jalur perakitan di Brasil sudah berjalan, Brazil bisa membangun lagi 15 pesawat tambahan.
Ada dua negara lagi di Amerika Latin yang sedang tahap pembicaraan untuk memperoleh Gripen tapi Smith menolak menyebutkan nama keduanya. Kemungkinan salah satu negara tersebut adalah Kolombia, yang tercatat sudah memiliki persyaratan dan anggaran untuk membeli jet tempur baru.
Thailand juga sedang bernegosiasi untuk bisa memperoleh lagi 12 pesawat tempur C/D dalam dua batch pengiriman. Pihak Saab yakin akan ada batch ketiga pesanan dari Thailand, hingga nantinya negara Gajah Putih itu bisa mengoperasikan dua skuadron penuh dengan total 36 pesawat tempur Gripen C/D.
DefenceNews