Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Indonesia Siap Membangun Kapal Selam dari Korea Selatan

Pemerintah Indonesia masih mengerjakan infrastruktur yang dibutuhkan untuk mengakomodasi tiga kapal selam Chang Bogo baru dari Korea Selatan, proyek pengerjaan tersebut dijadwalkan akan selesai pada bulan Desember.

Berdasarkan kontrak pengadaan kapal selam Chang Bogo antara Indonesia dan Daewoo Shipbuilding Marine Engineering (DSME), kapal selam itu dijadwalkan akan dikirimkan tahun 2015 dan 2016.

Sekarang, Kementerian Pertahanan mengungkapkan bahwa Korea Selatan akan siap untuk memberikan kapal selam yang dipesaan pada bulan September 2016, namun pihak Indonesia belum melengkapi infrastruktur yang diperlukan, dan pengirimanpun ditunda sampai Desember 2016.

“Pemerintah Indonesia telah mengucurkan anggaran Rp 1,5 triliun (US$ 112.100.000) kepada PT PAL untuk membangun infrastruktur kapal selam, termasuk hanggar dan peralatan perakitan,” kata Laksamana Leonardi, Kepala Pusat Pengadaan Departemen Pertahanan kepada The Jakarta Post di Jakarta baru-baru ini.

Dilaporkan bahwa Kementerian Pertahanan dan DSME menandatangani kontrak untuk tiga kapal selam Chang Bogo class pada tahun 2011. Kontrak tersebut senilai lebih dari US$ 1 milyar.

Sesuai dengan kontrak, dua kapal selam akan dibangun di Korea Selatan bekerja sama dengan PT PAL, sementara kapal selam ketiga akan dibangun sepenuhnya di fasilitas PT PAL di Surabaya.

Leonardi mengatakan selain persiapan infrastruktur, Indonesia juga harus melatih awak dan operator yang akan membangun kapal selam di Surabaya, Jawa Timur.

“Kami yakin semua rencana sudah berada pada jalurnya, karena kami sudah mendorong kembali sampai tenggat batas waktu,” kata Leonardi.

Optimisme juga diungkapkan oleh PT direktur produksi PAL Edy Widarto, yang mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur sudah sesuai rencana dan akan diselesaikan pada bulan Desember.

Menurut Edy, infrastruktur kapal selam baru PT PAL memiliki kapasitas untuk membangun atau memperbaiki dua kapal selam sekaligus.

“Kita bahkan dapat menggunakan infrastruktur yang sama untuk membangun sebuah kapal perang permukaan, seperti Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR), yang kita bangun bekerja sama dengan pembuat kapal Belanda Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS),” kata Edy kepada Jakarta Post di Surabaya, Rabu.

Edy mengakui ada penundaan dalam rencana karena terlambatnya pencairan anggaran. Namun, ia menegaskan bahwa modul kapal selam akan dikirim dari Korea Selatan pada bulan Desember 2016, dan PAL akan mulai merakitnya pada Januari 2017. Edy mengatakan PT PAL akan merakit modul kapal selamdi bawah pengawasan ahli DSME.

“Teknisi kami sudah siap. Kami memiliki orang-orang berkualitas baik. Kami memiliki pengalaman yang diperlukan untuk merakit modul kapal perang dengan cepat dan akurat, “kata Edy.

PT PAL adalah produsen kapal yang berpengalaman, perusahaan telah membangun beberapa kapal perang untuk Angkatan Bersenjata Indonesia (TNI) dan juga untuk diekspor keluar negeri.

Selain kapal selam Chang Bogo class, Angkatan Laut Indonesia telah mengungkapkan rencananya untuk membeli dua kapal selam Kilo baru dari Rusia untuk memperkuat armadanya. Pengadaan kapal selam Kilo class merupakan bagian dari rencana strategis untuk tahun 2015-2019.

Namun, Angkatan Laut belum memutuskan tipe kapal selam Kilo yang akan dipesan. Kapal selam, dengan kapasitas silumannya dianggap sebagai pencegah yang efektif, dan sesuai kebutuhan Indonesia setidaknya 12 kapal selam dibutuhkan untuk melindungi wilayahnya.

Angkatan Laut saat ini mengoperasikan dua kapal selam buatan Jerman, KRI Cakra (401) dan KRI Nenggala (402), yang dibangun pada tahun 1980-an. Kapal selam ini dijadwalkan akan dinonaktifkan pada tahun 2020.

Share:

Penulis: