Untuk pertama kalinya, Angkatan Udara F-35A Joint Strike Fighters telah menjatuhkan bom selama pelatihan. Latihan ini menandai tonggak penting dalam jalan menuju kesiapan tempur.
Penerbang dari sayap pesawat tempur 388 dan 419 menjatuhkan bom dipandu laser di Hill Air Force Base di Utah, pekan lalu.
“Hal ini penting karena kita sedang membangun kepercayaan dari pilot kami dengan benar-benar menjatuhkan sesuatu dari pesawat bukannya simulasi kerja senjata,” kata Letnan Kolonel George Watkins dalam sebuah pernyataan Angkatan Udara.
Ini pertama kalinya bom tersebut telah diluncurkan dengan jet yang dirancang untuk menyerang setelah berstatus Initial Operational Capacity (IOC). IOC dinyatakan ketika pesawat yang dianggap siap tempur.
Skuadron F-35 pertama Angkatan Laut dinyatakan siap tempur pada Agustus lalu. Bahwa IOC pertama awalnya dijadwalkan akan dinyatakan operasional pada 2012, tapi target itu ditunda setelah serangkaian kemunduran. Harga program F-35 saat ini adalah 400 miliar dolar Amerika Serikat dan diperkirakan akan memakan biaya hingga 1 triliun dolar Amerika Serikat untuk terus bisa hidup.
Teknologi penerbangan F-35 berada di peringkat tercanggih teknologi penerbangan dunia. Pesawat ini dirancang untuk melakukan misi tempur udara-ke-udara, serangan udara-ke-darat, intelijen, pengawasan dan misi pengintaian.
Tak hanya itu, F-35 juga dirancang untuk memungkinkan pilot segera berbagi data dengan satu sama lain dan komandan mereka. Pesawat ini dapat menembus wilayah musuh tanpa terdeteksi oleh radar dan dilengkapi display helm khusus yang memberikan kemampuan bagi pilot untuk melihat dalam sudut 360-derajat di lingkungan mereka.
F-35 juga dikenal sebagai Joint Strike Fighter karena itu dimaksudkan untuk digunakan oleh Angkatan Laut, Korps Marinir dan 10 negara-negara asing, di samping Angkatan Udara Amerika Serikat.
CNN