Jakarta – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu segera menyelidiki penyebab jatuhnya helikopter TNI AD jenis Bell 412 EP di Poso, Sulawesi Tengah. Dia juga mengaku heran karena telah beberapa kali terjadi insiden pesawat atau helikopter TNI yang jatuh.
“Saya juga merasa heran kok jatuh-jatuh melulu. Itu pekerjaan Kementerian Pertahanan untuk memeriksa secara detail kenapa itu,” ujar Ryamizard usai pertemuan bilateral dengan Menhan Australia di Kementerian Pertahanan, Jakarta (21/3/2016).
Menurut Ryamizard, helikopter TNI yang jatuh di Poso tergolong baru sama dengan pesawat Hercules C-130 TNI AU yang jatuh di Medan. Menteri Pertahanan mengatakan investigasi akan dilakukan pada proses pemeliharaan pesawat untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat itu.
“Pasti. Ada perintah khusus atau tidak, itu urusan Kemhan kok,” ujarnya.
Ryamizard menegaskan, jatuhnya helikopter yang menewaskan 13 prajurit TNI itu tidak berkaitan dengan kelompok Santoso. Karena itu, pihaknya akan melakukan investigasi.
“Enggaklah, Santoso enggak ada kemampuan untuk itu. Kita lihat saja mesin atau cuaca atau ada yang lainnya kan belum terjawab. Hati hati kalau jawab itu,” ujar Menteri Pertahanan.
Helikopter TNI AD reg HA 5171 yang jatuh di Poso itu membawa pasukan untuk Operasi Tinombala. Operasi gabungan TNI-Polri ini, untuk mengejar teroris kelompok pimpinan Santoso.
Instruksi Presiden untuk Menkopolhukam
Juru Bicara Presiden Johan Budi SP mengatakan, Presiden Joko Widodo telah menerima laporan tentang jatuhnya Helikopter Bell 412 EP TNI AD. Faktor cuaca dikatakan sebagai penyebabnya.
“Sampai saat ini Presiden telah memerintahkan Menko Polhukam untuk meneliti lebih lanjut,” ujar Johan Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, (21/3/2016).
Johan mengatakan, helikoter itu jatuh karena tersambar petir saat di udara. Tidak ada faktor human error dalam kejadian tersebut.
Sumber : Detik.com