Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Korut Menahan Pria Keturunan AS Karena Mencuri Data Militer

Seorang pria keturunan Korea-Amerika Serikat yang ditahan di Korea Utara sejak Oktober 2015, mengaku telah mencoba mencuri rahasia militer dari negara tersebut. Pria bernama Kim Dong-chul itu pun meminta maaf karena telah mencoba untuk menggulingkan rezim Korea Utara.

Kim Dong-chul menjelaskan bahwa dirinya lahir di Seoul, Korea Selatan, pada tahun 1953. Saat berusia 19 tahun, ia kemudian pindah ke Amerika Serikat. Seorang pembelot dari Korea Utara mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Kim adalah seorang pendeta Kristen yang mengirim bantuan kesehatan ke Korea Utara.

Berdasarkan pengakuannya, Kim melakukan kontak dengan beberapa warga Korea Selatan untuk memberikan informasi rahasia yang disimpan dalam memori keping USB.

Mahasiswa Amerika Serikat, Otto Warmbier, diminta mengaku kesalahannya di depan media. (AFP)
Kim Dong-chul menjadi satu dari tiga warga negara Barat yang sedang ditahan oleh pihak Korea Utara.

Sepekan sebelum Kim Dong-chul mengakui perbuatannya, seorang mahasiswa Amerika Serikat bernama Otto Warmbier, dijatuhi hukuman kerja paksa selama 15 tahun karena mencuri papan tanda propaganda dari sebuah hotel di Pyongyang pada bulan Januari. Sementara pada bulan Desember tahun lalu, seorang pastor Kristen Kanada, Hyeon Soo Lim, diganjar kerja paksa seumur hidup karena dituduh melakukan ‘kejahatan terhadap negara’.

Korea Utara kerap dianggap sebagai negara yang memiliki masalah dalam bidang hak asasi manusia. Negara pimpinan Kim Jong-un itu pun terancam terkucil dari masyarakat internasional setelah Dewan Keamanan PBB memberlakukan sanksi terbaru menyusul uji coba nuklirnya pada bulan Januari lalu.

BBC Indonesia dan Antara

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest

Penulis: