Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

China Bungkam Sengketa Laut China Selatan dengan HQ-9

Penyebaran rudal HQ-9 baru-baru ini ke Kepulauan Paracel merupakan bagian dari upaya yang lebih besar dari China, untuk mengkonsolidasikan posisi negara mereka di Laut Cina Selatan. Penyebaran ini untuk memperbaiki kemampuan China dalam mengontrol Kepulauan Paracel, sekaligus menunjukkan tekad yang lebih besar dari Beijing untuk memperkuat pengendalian laut yang vital dan ruang udara atas keberatan negara-negara ASEAN. Bahkan lebih mengkhawatirkan lagi, kini kepercayaan Cina untuk urusan: moral dan hukum meningkat dari waktu ke waktu, lantaran posisi kekuatan militer mereka yang terus ditingkatkan, hingga ke resiko tingkat berbahaya eskalasi dalam krisis militer yang melibatkan Kepulauan Paracel. Sementara negara negara ASEAN yang ikut mengklaim wilayah ini, tidak memiliki tindakan yang padu dan konkrit, kecuali hanya teriak atau mengecam perilaku dari China.

Pada tanggal 16 Februari, media China melaporkan bahwa telah dikerahkan baterai rudal permukaan ke udara Hongqi-9 (HQ-9) ke Pulau Woody di Paracel (Guancha, 17 Februari). Rudal ini sebagian besar memiliki kemampuan menyerupai S-300 Rusia. Rudal HQ-9 adalah rudal modern, yang mampu menembak berbagai sekitar 120 mil laut (nm).

Kabarnya, HQ-9 menggabungkan teknologi “track via missile” guidance system dari rudal Patriot, AS. China secara bertahap menggantikan rudal warisan era 1960-an, SA-2 dengan yang lebih kuat dan modern S-300 dan HQ-9. Termasuk untuk mengamankan wilayah yang diklaim di Laut China Selatan.

Share:

Penulis: