Pertemuan Kelompok Ahli ASEAN-Rusia ketiga telah selesai dilakukan. Sejumlah pembahasan mengemuka, di antaranya soal rekomendasi bebas nuklir hingga kasus penangkapan ikan secara illegal.
Acara digelar di Moskow Russia, 6 hingga 7 April 2016. Staf Khusus Menlu RI untuk Isu-isu Strategis, Duta Besar Djauhari Oratmangun menyampaikan soal isu-isu yang mengemuka dalam pembahasan tersebut.
“Kerja sama ekonomi dan perdagangan serta isu kawasan bebas senjata nuklir di Asia Tenggara, merupakan isu signifikan dalam kerja sama kemitraan ASEAN-Rusia, yang perlu didorong terus di masa akan datang. Kerja sama perdagangan dan investasi maupun akses pasar produk-produk ASEAN, khususnya Indonesia, serta isu bebas nuklir di kawasan penting untuk menjadi rekomendasi visioner di dalam Laporan Kelompok Ahli, dalam rangka menuju kemitraan strategis ASEAN-Rusia,” ujar Djauhari yang juga Ketua Delegasi RI pada pertemuan ke-3 Kelompok Ahli ASEAN-Rusia.
Pembahasan cukup alotmengemuka saat membahas konsep kesatuan keamanan, kerja sama keamanan maritim, isu Laut Tiongkk Selatan, dan Global Movement of Moderates. Meski alot, bahasan topik-topik tersebut bisa terselesaikan. Indonesia mengemukakan usulan peningkatan kerja sama berbagai hal, salah satunya pemberantasan illegal fishing.
Usulan Indonesia lainnya terkait peningkatan kerja sama industri produk makanan, untuk mendukung peningkatan nilai ekspor industri terkait ke Rusia serta pemberantasan penangkapan ikan secara ilegal, juga menjadi rekomendasi Kelompok Ahli ASEAN-Rusia. Kerja samanya perlu ditingkatkan.
Sebelumnya, pertemuan Kelompok Ahli ASEAN-Rusia telah digelar di Vientiane, Vietnam dan di Siem Reap Kamboja. Dalam pertemuan ke-3 di Moskow, mereka sepakat menjajal pembentukan mekanisme pengawalan laporan Kelompok Ahli yang telah membahas isu-isu yang mengemuka.
Laporan dan Rekomendasi Kelompok Ahli akan diserahkan kepada para Kepala Negara pada KTT Peringatan 20 Tahun Kerja Sama Kemitraan ASEAN-Rusia di Sochi, Rusia, pada tanggal 19-20 Mei 2016.
Di sela pertemuan, Delegasi melakukan kunjungan ke Irkut Corporation, perusahaan penerbangan yang memproduksi pesawat Su-30 Sukhoi dan pesawat jet penumpang seri MC-21. Kunjungan ini dilakukan untuk menjajaki peningkatan kerja sama di bidang perhubungan.
Sumber : Detik.com