Jakarta – Pemerintah Indonesia belum mendapat konfirmasi kelompok mana yang membajak dua kapal berbendera Indonesia di perairan perbatasan Malaysia-Filipina, Jumat (15/4/2016) lalu.
“Belum tahu siapa dan belum ada komunikasi,” ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (17/4/2016).
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan juga senada. Namun, ia memperkirakan kelompok yang membajak kapal Indonesia itu adalah kelompok yang memiliki hubungan dengan Abu Sayyaf.
“Kami belum yakin, apakah itu murni kelompoknya Abu Sayyaf atau sempalan-sempalannya saja,” ujar Menkopolhukam. Saat ini, Pemerintah Indonesia masih mencari siapa kelompok yang bertanggung jawab atas pembajakan tersebut.
Atas serentetan peristiwa pembajakan serta penyanderaan, Indonesia berencana menjalin kerja sama dengan militer Filipina dan Malaysia untuk mengantisipasi hal serupa terulang kembali.
Dua kapal berbendera Indonesia, yakni Kapal Tunda TB Henry dan Kapal Tongkang Cristi, dibajak sekelompok orang saat hendak kembali ke tanah air dari Cebu, Filipina, Jumat (15/4/2016).
Laporan Kementerian Luar Negeri menyebutkan, dua kapal itu membawa 10 orang ABK yang seluruhnya warga negara Indonesia. Dari kesepuluh ABK, enam orang berhasil selamat dan empat orang diculik. Ada pun, satu dari enam ABK menderita luka tembak. Seluruh ABK yang selamat dibawa ke rumah sakit di Malaysia.
Sumber : Kompas.com