Meningkatnya kekhawatiran sejumlah negara Teluk karena kesepakatan nuklir Iran baru-baru ini telah mendorong mereka untuk meningkatkan kemampuan militernya. Amerika Serikat dan Rusia menjadi dua pemasok utama senjata ke wilayah tersebut.
Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan Amerika Serikat menyampaikan bahwa negaranya telah menyetujui penjualan 252 rudal taktis, dua telemetri rudal bergulir Airframe serta seluruh peralatan terkait dan pendukung, kepada pemerintah Qatar.
“Qatar merupakan kekuatan penting bagi stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di kawasan Teluk Persia,” kata Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan Amerika Serikat.
Rudal taktis itu kecil dan ringan, serta telah digunakan oleh beberapa sekutu Amerika Serikat. Rudal itu dibekali homing inframerah untuk memudahkan mengenai target dan tidak bersuara karena berputar saat ditembakkan.
Raytheon Missile Systems akan memberikan senjata itu dengan kontrak senilai 260 juta dolar AS atau sekitar Rp 3,4 triliun. Kesepakatan itu termasuk pula pemasangan rudal dalam persenjataan militer Qatar dan pemberian dukungan teknis selama tiga tahun.
Penjualan itu akan memberikan kemampuan bagi militer Qatar untuk melindungi pasukan Angkatan Laut dan infrastruktur minyak atau gas dari ancaman serangan udara dan rudal. Qatar tidak akan memiliki kesulitan untuk menggunakan rudal tersebut dalam angkatan bersenjatanya.
UPI dan Sindo News