Satu tahun yang lalu pada tanggal 3 Oktober 2015, sebuah rumah sakit di Afghanistan terkena serangan udara dari pesawat milik AS. Serangan tersebut menewaskan 42 orang yang terdiri dari pekerja medis, pasien dan warga sipil Afghanistan serta melukai puluhan lainnya.
Serangan yang dilakukan sebuah pesawat AC-130, versi pesawat Hercules yang dipersenjatai senapan mesin berat dan meriam.
Setelah melakukan penyelidikan hampir 6 bulan, Pentagon akhirnya menetapkan 16 personel Angkatan udara AS bersalah atas insiden mematikan tersebut. Ke-16 personel tersebut tidak mendapatkan hukuman pidana dan hanya mendapatkan hukuman disiplin, satu pasukan khusus mendapat hukuman skors dan harus dipulangkan dari Afghanistan, enam dikirim ke konseling, tujuh mendapat surat teguran dan dua diharuskan menjalani pelatihan kembali.
Pangkat dari ke 16 personel tersebut bervariasi terdiri dari seorang Jenderal berbintang dua, awak pesawat AC-130 dan personel pasukan khusus.
Rumah sakit Afghanistan yang diserang tersebut didirikan oleh Doctors Without Borders atau Medecins Sans Frontieres yang berbasis di Jenewa, dan telah memenangkan nobel perdamaian atas kegigihannya bekerja di daerah konflik.
Amnesty International menyatakan keprihatinan yang serius atas rendahnya hukuman yang dijatuhkan terhadap para pelaku serangan, dan menyerukan penyelidikan independen dan pemberian hukuman yang pantas.
Pentagon mengakui sebelumnya perwakilan Doctors Without Borders sudah beberapa kali mengingatkan kepada AS dan pejabat Afghanistan lokasi tepat rumah sakit sebelum serangan udara karena pertempuran yang terjadi di daerah itu. Fasilitas tersebut adalah daftar target terlarang bagi tindakan militer.
Pesawat gunship AC-130 sebelumnya menyasar target yang berjarak 275 meter dari rumah sakit yang diduga tempat persembunyian Taliban. Tidak jelas mengapa pesawat gunship itu justru memberondong rumah sakit selama hampir satu jam meskipun pejabat bantuan di Kabul dan Washington melakukan upaya-upaya panik untuk memperingatkan mereka.
Setidaknya 15 panggilan dan pesan teks dari AS, Afghanistan, PBB dan pejabat Palang Merah, tertulis dalam laporan penyelidikan.
Serangan itu menghancurkan bangunan utama rumah sakit, termasuk ruang gawat darurat, unit perawatan intensif dan ruang operasi. Korban tewas terdiri dari 24 pasien, 14 anggota staf dan empat perawat.
Latimes.com