Salah seorang negosiator pembebasan 10 WNI dari kelompok Abu Sayyaf, Mayjen (Purn) Kivlan Zen, mengatakan bahwa pembebasan itu tidak menggunakan uang tebusan yang diminta oleh penyandera sebesar 1 juta dolar AS.
“Tidak ada pembayaran tebusan. Ini murni negosiasi,” kata Mayjen (Purn) Kivlan Zen, Minggu (01/05).
Mayjen (Purn) Kivlan menjelaskan bahwa saat dilakukan negosiasi dengan kelompok Abu Sayyaf, pihak perusahaan kapal Brahma 12 tempat 10 WNI bekerja telah mengutus seseorang bernama Budiman untuk menyerahkan uang tebusan. Namun, uang itu tidak diserahkan dan akhirnya dibawa pulang kembali.
Sementara itu, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyebut bahwa ada unsur TNI di balik bebasnya 10 WNI itu. Menurutnya, pembebasan itu bagian dari operasi intelijen.
“Di dalamnya ada TNI, operasi di bawah operasi intelijen TNI,” ujar Jenderal Gatot dalam jumpa pers di Istana Bogor, Jawa Barat, Minggu (01/05).
Jenderal Gatot menjelaskan bahwa hal yang paling utama dalam pembebasan ini adalah para sandera dalam keadaan selamat.
Panglima TNI menegaskan bahwa saat ini pihaknya sedang mengupayakan untuk membebaskan 4 WNI lainnya. Pembebasan itu akan dilakukan dalam waktu dekat.
detik.com