Malaysia dalam tahap akhir mempelajari perusahaan dirgantara yang memenuhi kriteria Multi-Role Combat Aircraft (MRCA) Angkatan Udara Malaysia untuk menggantikan pesawat tempur MiG-29 yang sudah tua.
“Kita sekarang dalam tahap akhir mempelajari perusahaan mana yang mampu memenuhi persyaratan kami dan keputusan dibuat tidak untuk jangka pendek, kata kepala RMAF, Tan Sri Roslan Saad seperti dikutip oleh Malaysia Digest selama ulang tahun ke-58 Angkatan Udara Malaysia di Kuantan Air Base Selasa.
“Fokus kami adalah pada pesawat tempur multi-peran (Multi-Role Combat Aircraft -MRCA) yang mampu melakukan berbagai peran, antara lain peran tempur udara ke udara dan serangan udara ke permukaan,” katanya.
Ditanya apakah RMAF akan membeli pesawat baru, Tan Sri Roslan mengatakan Angkatan Udara sekarang mengidentifikasi beberapa jenis pesawat tempur di antaranya Gripen, Rafale dan Typhoon.
Saab telah menawarkan penyewaan pesawat tempur multirole JAS 39 Gripen C / D kepada pemerintah Malaysia bukan penjualan langsung untuk menghemat biaya. BAE juga mengajukan proposal penyewaan Eurofighter Typhoon.
Malaysia pada tahun 2014 menyatakan ingin membeli 18 pesawat tempur pada tahun 2015, dan masih memilih antara Boeing F-18, Rafale, Gripen dan Typhoon yang dibangun oleh BAE, Airbus dan Finmeccanica Italia.
Program MRCA terus tertunda dalam beberapa tahun terakhir karena kendala ekonomi di Malaysia. Armada pesawat tempur MiG-29N ‘Fulcrum-A’ Malaysia awalnya dijadwalkan akan pensiun pada akhir tahun 2010.
DefenceWorld