Singapura – China menolak tekanan AS untuk mengekang aktivitas mereka di Laut Cina Selatan, dan pada Minggu, 06/6/2016 menegaskan kembali kedaulatannya atas sebagian besar wilayah sengketa dan mengatakan has no fear of trouble.
Pada hari terakhir dari pertemuan puncak keamanan terbesar Asia, Laksamana Sun Jianguo mengatakan Cina tidak bisa diganggu, termasuk oleh keputusan pengadilan internasional yang tertunda tentang klaim dalam rute perdagangan penting, Laut China Selatan.
“Kami tidak membuat masalah, tapi kami tidak takut dengan masalah,” Sun mengatakan kepada Shangri-La Dialogue di Singapura, di mana lebih dari 600 delegasi keamanan, militer dan pemerintah berkumpul selama tiga hari.
“China tidak akan menanggung konsekuensinya, dan tidak akan membiarkan pelanggaran apapun pada kedaulatan dan keamanan negara, atau tidak membiarkan tindakan beberapa negara yang menciptakan kekacauan di Laut Cina Selatan.”
Selat Malaka telah menjadi titik api antara Amerika Serikat yang mengembangkan poros Asia-Pasifik di bawah kepemimpinan Presiden Barack Obama, dan China, yang memproyeksikan kekuatan ekonomi, politik dan militer semakin besar di wilayah Laut China Selatan.
AS melancarkan tuduhan militasisasi China di Selat Malaka dengan melakukan reklamasi lahan skala besar dan konstruksi pada fitur yang disengketakan. Akibatnya AS meningkatkan patroli dan latihan di tempat panas tersebut.
Pada hari Sabtu, pejabat AS termasuk Menteri Pertahanan Ash Carter memperingatkan China atas risiko tindakannya yang mengisolasi dirinya sendiri secara internasional dan berjanji AS tetap penjamin keamanan Asia selama beberapa dekade.
Meskipun ada catatan berulang dari negara-negara seperti Jepang, India, Vietnam dan Korea Selatan, Sun menolak China akan isolasi, dan mengatakan bahwa banyak dari negara-negara Asia pada pertemuan itu menyambut “hangat” dan “ramah” ke Cina dibandingkan tahun lalu. China memiliki 17 pertemuan bilateral tahun ini, dibandingkan tahun 2015 yang hanya 13 pertemuan.
“Kami tidak terisolasi di masa lalu, kita tidak terisolasi sekarang dan kami tidak akan terisolasi di masa depan,” kata Ming
“Sebenarnya saya khawatir bahwa beberapa orang dan negara masih melihat Cina dengan mentalitas Perang Dingin dan prasangka. Mereka mungkin membangun dinding dalam pikiran mereka dan akhirnya mengisolasi diri.”
Qiandaohu class dan Frigate Yiyang (kiri)Selama kunjungan ke Mongolia pada hari Minggu, Sekretaris Negara AS John Kerry mendesak Beijing untuk tidak mendirikan zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ)di atas Laut Cina Selatan, seperti yang terjadi selama Laut Cina Timur pada tahun 2013.
Kerry, yang akan mengunjungi China lagi, mengatakan pembentukan ADIZ adalah “tindakan provokatif dan destabilisasi”, yang justru akan mempertanyakan komitmen Beijing untuk mengelola sengketa secara diplomatis.
Kasus Laut Cina Selatan diperkirakan akan menjadi topik yang utamal dalam pertremuan tingkat tinggi tahunan China-AS. Pembicaraan dimulai di Beijing pada Senin, 6/6/2016.
Reuters