Semenjak Kementerian Pertahanan Rusia membangun divisi Aerostatics, Angkatan Udara negara itu terus mengembangkan kemampuannya, terutama dengan memperluas penggunaan balon udara di medan perang.
Surat kabar Rusia menyebutkan bahwa balon udara klasik masih digunakan oleh Aerospace Pasukan Rusia saat melawan kelompok ISIS di Suriah. Mereka juga menemukan bahwa sedikitnya satu balon udara ditempatkan di Pangkalan Udara Hmeymim dan satu lainnya di Palmyra.
Kepala Direktorat UAV dari Vega Radio Engineering Corporation, Arkadiy Syroyezhko mengatakan bahwa pembangunan pabrik balon udara membutuhkan waktu selama bertahun-tahun. Saat ini, mereka telah bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan Rusia untuk mengembangkan sistem aerospace jenis baru.
“Kami butuh beberapa tahun untuk sampai ke saat ini. Dan sekarang, bekerja dengan perwakilan dari Kementerian Pertahanan Rusia, kami menjalankan tes pada sistem udara state-of-the-art baru yang dikembangkan untuk Angkatan Aerospace,” ujar Syroyezhko, Jumat (03/06).
Kini, beberapa jenis aerostatics kelas Dozor dan balon udara DP-29 tanpa awak sedang menjalani tes akhir dan mungkin segera digunakan oleh militer Rusia dalam waktu dekat.
Balon udara dianggap sebagai alat monitoring yang cukup efisien karena mampu membawa beban yang jauh lebih banyak dibandingkan peralatan standar UAV. Balon juga mampu mengudara selama berminggu-minggu tanpa harus diisi bahan bakar.
Tak hanya itu, balon udara juga dapat membawa paket peralatan perang elektronik. Oleh sebab itu, benda tersebut sering digunakan sebagai pos udara dan stasiun pemantauan oleh banyak negara, termasuk militer Amerika Serikat.
Sumber: Okezone