Setelah terjadinya insiden antara kapal nelayan Tiongkok yang dikawal Cost Guard Tiongkok dengan KRI Imam Bonjol-383, TNI Angkatan Laut dari Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) mulai meningkatkan patroli di perairan Natuna, Kepulauan Riau.
Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar), Laksamana Muda TNI A. Taufiqoerrochman,? mengatakan bahwa kehadiran Presiden Joko Widodo di Natuna pada hari Kamis (23/6) kemarin menunjukkan perhatian pemerintah yang tinggi terhadap kedaulatan wilayah Indonesia.
“Pak Jokowi sangat concern pada kejadian illegal fishing kemarin, dan untuk semakin mengokohkan kehadiran kita di Natuna, maka beliau sepakat bahwa perlu dibuat pangkalan laut yang jauh lebih dekat dengan perairan Natuna,” ujar Laksda Taufiq, di Mako Lantamal III Jakarta, Jumat (24/06).
Pangarmabar menjelaskan bahwa kehadiran kapal-kapal Indonesia di perairan Natuna sekitar Zona Eksklusif Ekonomi (ZEE) yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan merupakan tanda bahwa Indonesia memiliki juridiksi dengan menghadirkan kapal perang.
“Mengenai berapa jumlah kapal yang ditaruh tentu itu merupakan kebijakan dari Panglima TNI yang didasarkan pada situasi terkini, karena hal itu dimaksudkan untuk menunjukkan kedaulatan bangsa?,” kata Laksda Taufiq.
Laksda Taufiq kembali menegaskan bahwa penangkapan kapal nelayan Tiongkok di perairan Natuna pada pekan lalu telah dilakukan sesuai prosedur. Menurutnya, sebelum melakukan tembakan peringatan, pihaknya sudah melakukan prosedural yang ada mulai dari mengibarkan bendera ‘K’ hingga memberi peringatan melalui pengeras suara.
Sumber: Suara Pembaruan