Setelah kapal TB Charles 001 beserta awaknya sandar di pelabuhan Semayang, Balikpapan, TNI Angkatan Laut segera melakukan pemeriksaan untuk menelusuri kebenaran kabar penculikan tujuh orang ABK kapal itu. Sebelumnya, kapal itu dikawal oleh KRI Multatuli-561 hingga Samarinda dan dilanjutkan oleh KRI Kerapu-821 hingga tiba di Balikpapan.
“Ketika terjadi ketidakjelasan berita penyanderaan tersebut, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi menginstruksikan unsur gelar segera untuk menemukan kapal TB Charles tersebut untuk verifikasi, dan ternyata benar adanya telah terjadi penyanderaan,” kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut, Laksamana Pertama (Laksma) TNI Edi Sucipto di Jakarta, Minggu (26/06).
Laksma Edi menjelaskan bahwa TB Charles berangkat dari Pelabuhan Cagayan De Oro di Filipina menuju Samarinda dengan jumlah Anak Buah Kapal (ABK) sebanyak 13 orang, pada hari Sabtu (18/06).
Pada hari Senin (20/06) pukul 11.30 WIB di Laut Jolo, kapal itu dibajak oleh dua perahu dimuati empat sampai lima orang, salah seorang diantara mereka menggunakan bahasa Melayu dan membawa senjata api laras panjang.
Para pelaku menculik tiga ABK yaitu Kapten kapal Ery Arifin (nahkoda), Muh. Mahbrur Dahri (KKM) dan Edy Suryono (masinis II). Setelah seluruh alat komunikasi kapal dirampas oleh pembajak, kapal dilepas dan melanjutkan perjalanan dengan sepuluh orang ABK.
Sekitar 1 jam 15 menit kemudian, kapal TB Charles kembali dibajak oleh kelompok lain dengan menggunakan 3 perahu yang masing-masing memuat 8-10 orang. Para pembajak bersenjata senapan laras panjang dan pistol ini menggunakan bahasa Inggris. Mereka menculik empat orang ABK yaitu Ismail (mualim I), Robin Piter (juru mudi), Muhammad Nasir (masinis III), dan Muhamad Sofyan (oilman).
Kemudian, kelompok kedua ini melepaskan TB Charles dengan sisa enam orang ABK yaitu Andi Wahyu (mualim II), Syahril (masinis IV), Albertus Temu Slamet (juru mudi), Reidgar Frederik Lahiwu (juru mudi), Rudi Kurniawan (juru mudi) dan Agung E. Saputra (juru masak).
Menurut Laksma Edi, TNI Angkatan Laut tetap melakukan operasi dan patroli sesuai tugas pokoknya meski kejadian itu bukan di wilayah yurisdiksi Indonesia.
Sumber: Antara