Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Bentrokan Sengit dan Serangan Udara di Yaman, Tewaskan 80 Orang

Pertempuran sengit dan serangan udara dalam 24 jam terakhir hingga selasa(28/6) pagi di Yaman telah menewaskan 80 orang, termasuk 37 warga sipil. Kondisi ini menyusul pasca perundingan damai di Kuwait yang tidak membuat kemajuan menurut para pejabat setempat.

Pesawat tempur dari koalisi propemerintah pimpinan Arab Saudi menewaskan 34 orang, termasuk 19 warga sipil, ketika menyasar pemberontak Syiah di wilayah Taez menurut pejabat militer Yaman.

Serangan udara dini hari menghantam sebuah truk yang mengangkut senjata untuk pemberontak Houthi saat melintasi jalanan ramai, ungkap pejabat provinsi serta menambahkan bahwa empat perempuan termasuk di antara korban tewas.

Di Kota Taez, 11 warga sipil dan seorang tentara tewas ketika pemberontak mengebom sebuah area permukiman menurut pejabat militer.

Sementara itu, 12 pemberontak dan tiga tentara loyalis tewas dalam bentrokan di Nahm, timur laut Sanaa, sementara enam pemberontak lain tewas dalam pertempuran di Marib, bagian timur ibu kota.

Di provinsi yang sama, pesawat koalisi “keliru” menghantam sebuah kendaraan yang membawa pasukan propemerintah, menewaskan empat tentara dan melukai empat lainnya, ujar pejabat militer lain.

Warga berusaha selamatkan korban akibat serangan udara koalisi Arab Saudi di Yaman.
Bentrokan Sengit dan Serangan Udara di Yaman, Tewaskan 80 Orang 1

Di bagian selatan, sedikitnya tujuh warga sipil, termasuk dua anak-anak, tewas dalam serangan udara terhadap ekstremis yang salah menghantam rumah terdekat di Mahfed, antara Provinsi Abyan dan Shabwa di selatan Yaman, ungkap pejabat lokal kepada AFP.

Houthi menyerbu ibu kota sana’a dan berusaha merebutnya pada akhir 2014 sebelum bergerak ke bagian-bagian lain Yaman, membuat koalisi pimpinan Arab Saudi melakukan intervensi pada Maret tahun lalu.

Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan lebih dari 6.400 orang tewas di Yaman sejak itu, kebanyakan warga sipil.

Peperangan itu juga memaksa 2,8 juta orang meninggalkan rumah mereka, membuat 80 persen penduduk negeri itu membutuhkan bantuan kemanusiaan. (marksman/ sumber : antaranews.com dan tribunnews.com)

Share:

Penulis: