Tokyo membantah tuduhan Beijing yang menyatakan bahwa Japan Air Self-Defense Force telah mengunci jet tempur Tiongkok ketika melakukan penerbangan patroli di Laut Cina Timur.
Pada hari Senin (4/7) kemarin, Departemen Pertahanan Tiongkok menjelaskan bahwa pada tanggal 17 Juni, dua jet tempur Su-30 negaranya didekati oleh dua pesawat tempur F-15 Jepang, saat sedang melaksanakan patroli rutin di Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) Laut Cina Timur. Menurut kementerian, jet Jepang menggunakan radar fire-control untuk mengunci pesawat Tiongkok. Insiden itu berakhir setelah Su-30 mengikuti saran pesawat tempur Jepang untuk meninggalkan wilayah itu.
Wakil Sekretaris Kabinet Jepang, Koichi Hagiuda, seperti dikutip dari The Japan Times, mengatakan bahwa jet tempur negaranya tidak pernah mengambil tindakan provokatif seperti yang diklaim oleh Departemen Pertahanan Tiongkok.
Mengunci dengan radar fire-control ke sebuah jet berarti pesawat siap untuk menembakan senjata dan pilot di pesawat yang ditargetkan memiliki sistem khusus yang menandakan bahwa pesawat berada dalam bahaya.
Hubungan antara Jepang dan Tiongkok mulai bersitegang akibat sengketa pulau tak berpenghuni di Laut Cina Timur. Jepang telah mengklaim pulau-pulau itu sejak abad ke-19 dan menyebutnya sebagai Kepulauan Senkaku, sementara di Tiongkok dikenal sebagai Kepulauan Diaoyu.
Pada tahun 2014, Jepang dan Tiongkok sepakat untuk mengurangi ketegangan atas pulau-pulau yang disengketakan itu. Namun, kapal Tiongkok berulang kali tetap berlayar ke perairan teritorial Jepang di sekitar Kepulauan Senkaku.
Sumber: Sputnik News