Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Lima Pesawat Tempur Modern Mana yang Akan Dipilih Belgia ?

Pada tahun 2014, Belgia meluncurkan study untuk memulai proses penggantian pesawat tempur F-16. Menurut rencana strategis baru yang dirilis oleh Departemen Pertahanan Belgia pada bulan Juni 2016, Belgia ingin mengakuisisi 34 pesawat tempur baru dengan jumlah anggaran total € 3,6 milyar.

Dalam beberapa bulan ke depan Belgia akan merilis pesawat tempur yang nantinya akan menggantikan 54 jet tempur F-16 Angkatan Udara Belgia. Total Belgia akan membeli 34 pesawat tempur modern dengan pengiriman pertama diharapkan sudah dapat dimulai pada tahun 2023.

Menurut sumber militer Belgia, ada lima pesawat tempur yang ikut kompetisi, diantaranya Boeing F -18E Super Hornet, Dassault Rafale, Eurofighter Typhoon, Lockheed F-35 dan Saab Gripen. Belgia saat ini membutuhkan pesawat tempur multirole yang mampu melakukan misi peperangan udara ke udara sekaligus juga kemampuan serangan ke darat.

Dan inilah kelima pesawat tempur yang akan mengikuti tender pengadaan pesawat tempur Angkatan udara Belgia.

F-18 Super Hornet

F / A-18E Super Hornet buatan Boeing adalah pesawat tempur multirole canggih yang mampu beroperasi dari kapal induk dan merupakan varian yang dibangun dari F -18 Hornet. Super Hornet pertama kali beroperasi diatas kapal induk VFA-115 USS Abraham Lincoln (CVN 72) pada 24 Juli 2002, dan terlibat dalam aksi tempur pertama pada 6 November 2002, saat berpartisipasi menjaga zona “larangan terbang” di Irak.

Rafale

Dassault Rafale adalah pesawat tempur bermesin ganda, bersayap delta dengan canard. Rafale adalah pesawat tempur multiperan yang dirancang dan dibangun oleh Perusahaan Dassault Aviation Perancis. Dassault Rafale mampu melakukan berbagai misi jarak dekat dan jarak jauh, termasuk kemampuan serangan darat dan laut, mampu melakukan misi pengintaian, serangan dengan akurasi tinggi dan kemampuan serangan nuklir.

Rafale mulai beroperasi di Angkatan Laut Perancis pada tahun 2004 dan Angkatan Udara Perancis pada tahun 2006. Rafale telah teruji dalam berbagai misi tempur di beberapa daerah konflik termasuk di Libya, Irak, Afghanistan, Mali dan yang terbaru di Libya. Dassault Rafale juga telah dipilih oleh India, Mesir dan Qatar.

Typhoon

Eurofighter Typhoon adalah pesawat tempur canggih bersayap delta dan canard, dengan kemampuan superioritas udara dan kemampuan serangan ke darat.

Typhoon kini lebih canggih dengan kemampuan misi serangan ke darat dengan peningkatan jumlah persenjataan yang berbeda termasuk rudal Storm Shadow dan Brimstone. Typhoon pertama kali terlbat dalam misi tempurnya pada tahun 2011 saat intervensi militer di Libya. Typhoon kini telah memperkuat 6 Angkatan Udara negara di dunia, yakni Austria, Jerman, Italia, Spanyol, Inggris dan Arab Saudi.

Gripen

Pesawat tempur ringan bermesin tunggal Saab JAS 39 Gripen diproduksi oleh perusahaan kedirgantaraan Saab Swedia. Gripen memasuki layanan dengan Angkatan Udara Swedia pada tahun 1997. Gripen adalah pesawat tempur multirole yang ringan dan lincah, yang menggabungkan avionic canggih dan kemudahan beradaptasi.

Gripen E adalah varian yang disempurnakan dari Gripen C / D multirole yang kompatibel dengan sejumlah persenjataan yang berbeda, seperti meriam Mauser BK-27 kaliber 27 mm, rudal udara ke udara AIM-9 Sidewinder, rudal udara-ke-darat AGM-65 Maverick, dan rudal antikapal RBS-15.

Ada 186 unit pesawat tempur Gripen yang memperkuat berbagai Angkatan Udara di dunia dihitung per Januari 2013. Diantara negara pengguna Gripen adalah Republik Ceko, Afrika Selatan, Swedia, Thailand, Brazil dan Hungaria.

F-35 Lightning II

Lockheed Martin F-35 Lightning II adalah pesawat tempur siluman bermesin tunggal dengan kemampuan multirole segala cuaca.

F-35 Lightning II termasuk pesawat tempur generasi ke-5, yang menggabungkan kemampuan siluman canggih dengan kecepatan dan kelincahan manuver, informasi sensor terintegrasi.
Tiga varian F-35 akan menggantikan pesawat tempur milik Angkatan Udara AS, Angkatan Laut AS, Korps Marinir AS, dan 10 negara lain di seluruh dunia.

Marinir AS menyatakan F-35 mulai operasional pada 31 Juli 2015, meskipun kekurangan dalam kemampuan operasi malam, sistem komunikasi, perangkat lunak dan persenjataannya.

F-35A dipersenjatai meriam empat barel 25 mm GAU-12. Meriam terpasang secara internal dengan 182 amunisi untuk F-35A atau pod eksternal dengan 220 amunisi untuk F-35B dan F-35C. F-35 memiliki dua bay weapon internal dan 4 hardpoint eksternal dibawah sayap dan dua di dekat ujung sayap.

F-35 dipesan oleh Australia, Denmark, Israel, Italia, Jepang, Belanda, Norwegia, Korea Selatan, dan Turki.

Airrecognition

Share:

Penulis: