F-16 Block 52ID milik Angkatan Udara Indonesia untuk pertama kalinya akan melakukan latihan pertempuran Pitch Black di Australia. Diharapkan dari ajang pelatihan tersebut para pilot muda Indonesia dapat lebih banyak belajar dan mengasah ketrampilan untuk menjadi pilot yang lebih handal dan profesional.
Indonesia kemungkinan juga akan segera menerima kedatangan Su-35 dari Rusia, pesawat tempur yang diklaim sebagai generasi 4++ terbaik dikelasnya. Lalu bagaimana jika misalnya kedua pesawat tempur tersebut diadu dalam suatu latihan pertempuran udara suatu saat nanti, siapa yang akan menang? Tentu akan sangat menarik untuk melihat hasilnya.
Sebagai perbandingan spesifikasi kedua pesawat tempur bisa dilihat di artikel ini, meski mungkin tidak sesuai dengan spesifikasi sebenarnya karena termasuk rahasia negara, tapi setidaknya mendekati.
Radar
F-16 Block 52ID dilengkapi dengan radar AN / APG-68 (V5) yang dapat mengintai dan mendeteksi sasaran yang berjarak hingga 296 km (untuk pesawat berbadan besar) atau 105 km untuk pesawat tempur kecil dengan RCS 5m2. Mampu mengunci 10 target dan meluncurkan serangan pada enam target secara bersamaan.
Sedangkan Su-35 dilengkapi radar PESA buatan Irbis yang bisa mendeteksi sasaran besar (pembom) yang berjarak 400 km dan 90 km pada sasaran yang berukuran 0.01 m. Su-35 bisa mengunci 30 sasaran sekaligus dan melepaskan serangan pada 8 target potensial sekaligus.
Dari segi radar dan efektifitas serangan Su-35 lebih unggul dari F-16, tapi F-16 block 52ID lebih unggul dari segi penampakan RCS karena memiliki ukuran lebih kecil dibandingan Su-35 yang membuat F-16 bisa lebih dulu mendeteksi keberadaan Su-35.
Avionic dan Sistem Tempur
F-16 block 52ID dilengkapi Mission Computer versi MMC-7000A dari M-5 yang sama dengan yang digunakan F-16 Block 52+ dan jet tempur siluman F-22, F-16 52ID juga dilengkapi sistem Fly by Wire Flight Control System (FLCS), sepasang Display Multifungsi berwarna (Ferroelectric liquid crystal – FLC), HUD-lebar dengan kemampuan penglihatan malam, , Digital Terrain System And Digital Moving Map, Color Cockpit Camera dan stik control samping, perangkat countermeasure ALE-47, voice message unit for collision avoidance systems and ground avoidance advisory function.
Sayang, pada Su-35 masih belum diketahui spesifikasi sebenarnya.
Manuver
Dalam pertarungan jarak dekat (Dogfight), manuver dari Su-35 diklaim lebih unggul dan kuat karena memiliki daya dorong berbanding berat (0.84) dan juga dilengkapi daya dorong trust vectoring, dibandingkan mesin Pratt & Whitney F100-PW-220 / E dengan daya dorong berbanding berat (0,64) pada F-16 block 52ID. Tetapi dua mesin besar AL-41A pada Su-35 mengeluarkan panas yang lebih tinggi yang membuatnya menjadi lebih mudah diincar rudal inframerah, dibandingkan dengan mesin tunggal pada F-16 Block 52ID. Mesin tunggal F-16 juga memiliki keunggulan pada manuver rolling.
Dari segi tenaga dan manuver (kecuali manuver rolling) SU-35 lebih unggul dari F-16 block 52ID. Meski Su-35 minus pada dua mesin besar yang lebih panas.
Senjata
F-16 blok 52ID dilengkapi persenjataan buatan AS seperti rudal jarak dekat AIM-9 Sidewinder dan rudal medium AIM-120 AMRAAM, canon caliber 20mm, bom standar MK 81 – 84, Laser Guided Bomb, rudal AGM-65 Maverick, rudal anti kapal AGM-84 Harpoon, rudal anti radar AGM-88 HARM, ACMI Pod dan dapat menggunakan navigasi dan targeting pod. Sementara Su-35 dilengkapi persenjataan khas Rusia seperti rudal jarak dekat R-73 Archer, rudal medium R-77 Adder, rudal anti radiasi KH-31A atau KH-31P, rudal anti kapal KH-59 atau Brahmos.
Dari segi persenjataan keduanya hampir berimbang. Su-35 mampu membawa persenjataan lebih banyak dari F-16 blok 52ID, namun dari segi pengalaman bertempur, persenjataan F-16 lebih unggul daripada Su-35.
Kecepatan dan Jangkauan Tempur
F-16 block 52ID memilki kecepatan 2 mach dengan jangkauan 1740 km sedangkan Su-35 memiliki kecepatan 2.25 mach dengan jangkauan operasi 3600 km.
Dari kecepatan dan jangkauan, Su-35 lebih unggul dari F-16 Block 52ID.
Terlepas dari siapa yang terbaik, kedua pesawat tempur kelak akan menjadi tulang punggung kekuatan pengawal kedaulatan udara Republik Indonesia. Keduanya akan bersinergi dan bahu membahu menjaga perbatasan udara Indonesia. Menjadi pesawat tempur garis depan menghadapi pesawat tempur musuh yang juga semakin canggih dan modern.
