Seluruh Lembaga Pemasyarakatan(Lapas/LP) yang ada Indonesia, patut memeriksa dan mewaspadai atap plafon maupun genteng ruang sel tahanan yang telah berusia puluhan tahun. Bisa jadi karena lapuk termakan usia, menjadi peluang bagi kaburnya tahanan.
Berkaca dari persoalan tersebut, Sabtu dini hari (13/8), 3 orang warga binaan di lembaga permasyarakatan kelas 2B kabupaten tulungagung, Jawa Timur, berhasil kabur melarikan diri. Ketiganya kabur, dengan cara menjebol atap plafon dan genteng ruang G sel isolasi, sebelum akhirnya keluar dari sisi utara lembaga permasyarakatan.
Menurut Kalapas kelas 2B Tulungagung, Jawa Timur, Wahyu Prasetyo, Ke-3 warga binaan tersebut, dilaporkan kabur dari ruang isolasi dini hari tadi, sekitar pukul dua pagi. Kebetulan pada saat itu kondisi sekitar lapas tegah di guyur hujan deras.
“Petugas sempat memeriksa seluruh ruang warga binaan termasuk di ruang isolasi pada pukul 01.30 WIB dan semua masih lengkap (ada),” jawab Wahyu saat dikonfirmasi jakartagreater.
“Situasi gelap dan turun hujan deras sehingga pergerakan ketiga tahanan tidak terlihat sipir yang berjaga di menara pantau sisi utara, meski jaraknya tidak terlalu jauh,” ujarnya menambahkan.
Ke-3 tahanan yang kabur adalah Syaifulloh Nursadewa (33th/napi), Edi Kurniawan (21th/tahanan titipan kejaksaan) serta Hario Mintonugroho (27th/tahanan titipan kejaksaan), mereka merupakan residivis kasus pencurian dan pemberatan yang telah beberapa kali masuk penjara dalam kasus serupa.
Ketiganya diketahui sudah tidak berada di kamar isolasi gatot kaca, saat petugas melakukan pengecekan pada pukul empat pagi tadi. Dari keterangan tahanan lainnya, mereka kabur setelah berhasil menjebol atap plafon dan genting hingga akhirnya keluar dari sisi utara lapas.
Menurut keterangan pihak lapas kelas 2B Tulungagung, faktor kayu atap plafon yang rendah sudah rapuh membuat mereka mudah membobol dengan tangan kosong. Hal itu dibuktikan dengan tidak ditemukannya satu alatpun di dalam kamar tahanan yang digunakan para warga binaan untuk menjebol atap.
Wahyu menduga, ketiga warga binaan itu menjebol plafon dengan terlebih dulu memanjat pintu besi ruang isolasi lalu keluar melalui atap genting.
Pihak lapas kini tengah bekerjasama dengan kepolisian setempat untuk memburu para warga binaan yang kabur tersebut. Akibat kejadian ini, sistem penjagaan di lapas tulungagung kini mekin diperketat pasca kaburnya tiga orang itu.
Hingga pukul 12.00 WIB, jejak dan jalur pelarian dari atap ruang isolasi para tahanan kabur masih terlihat.
Menurut Wahyu, pihak LP Klas IIB Tulungagung sengaja masih membiarkan kondisi atap yang rusak dan genting dalam posisi terbongkar karena masih dibutuhkan untuk kepentingan penyelidikan dan olah TKP.
“Sementara dibiarkan dulu seperti itu sampai penyelidikan selesai,” jelasnya mengakhiri percakapan dengan wartawan. (marksman)