NEW DELHI – Divisi Teknik Strategis perusahaan pertahanan swasta Tata Power (SED) telah muncul sebagai penawar terendah untuk membangun 78 sistem deteksi sonar portabel (PDDS).
Tata Power SED, anak perusahaan Tata Group (India), menawar 20 juta dolar AS untuk tender membeli dan membuat sistem deteksi sonar portabel, dimana para pesaingnya Elcome Integrated Systems menawar 26 juta dolar AS dan Larsen & Toubro menawar 30 juta dolar AS.
Ini adalah pertama kalinya sebuah perusahaan pertahanan lokal akan membangun sistem PDDS untuk Angkatan Laut India. Angkatan Laut India sebelumnya menggunakan teknologi yang bersumber dari SONARDYNE, Inggris.
Seorang pejabat senior Angkatan Laut India menegaskan bahwa belum pernah ada perusahaan pertahanan dalam negeri yang membangun sistem PDDS ini sebelumnya, dan bahwa setiap perusahaan domestik yang melakukannya mungkin harus bekerjasama dengan perusahaan pertahanan asing.
“Kontak resmi akan diberikan kepada Tata Power SED dalam dua bulan ke depan”, tambahnya.
Dalam tender 2014 untuk sistem PDDS, Tata Power SED dan Elcome Integrated Systems bekerja sama dengan DSIT Israel, sementara Larsen & Toubro bermitra dengan Atlas Elektronik dari Jerman. Perusahaan milik negara Bharat Electronics Limited, yang bekerja sama dengan Thales dari Prancis, secara teknis didiskualifikasi.
“Kami ingin perusahaan domestik untuk membangun komponen lokal lebih dari 50 persen dalam program PDDS”, kata pejabat senior Kementerian Pertahanan (MoD), yang berbicara tanpa menyebut nama.
Angkatan Laut India menginginkan sistem PDDS buatan sendiri yang mampu beroperasi di perairan dangkal, atau pesisir, dan dapat mendeteksi penyelam, penyabot bawah air dan komando kapal selam mini atau kapal selam cebol. Sistem PDDS harus mampu mendeteksi secara otomatis dan mengelompokkan apa yang terdeteksi, kontak melalui air di azimuth 36 derajat.
Sistem PDDS akan memungkinkan seorang penyelam untuk bernavigasi bawah air dalam memetakan target secara real time. Selain itu, teknologi tersebut akan mengumpulkan data dari target dan kemudian memberikan informasi yang memungkinkan penyelam untuk memetakan topografi.
Namun, Kementrian Pertahanan sangat tidak senang dengan status Made In India lain berupa pengadaan sistem radar pengawasan permukaan (SSR), yang mana perusahaan pertahanan swasta Nova Integrated Systems, anak perusahaan dari Tata Group, muncul sebagai penawar terendah pada bulan Februari lalu.
Pejabat senior Kementerian Pertahanan mengatakan Nova Integrated Systems menawar harga terendah senilai 30 juta dolar AS yang memenangkan kontrak untuk membangun 31 sistem SSR tapi menolak untuk menandatangani kontrak tersebut dengan alasan bahwa proyek ini tidak ekonomis bagi perusahaan.
Sumber: Defense News