Sleman – Target Kekuatan Militer Indonesia untuk bisa masuk 10 besar dunia patut didukung. Dengan kekuatan militer tersebut, Indonesia akan menjadi negara kuat yang diakui kedaultannya. Kekuatan militer ini, bukan untuk menekan negara lain tetapi untuk menjaga perdamaian kawasan.
“Survey Global Fire Power (GFP) posisi Indonesia turun dari peringkat 12 tahun 2105 menjadi 14 di tahun 2106, namun indeks kekuatan (power indeks score) naik dari nilai 0,5231 menjadi 0,3354, menandai kecilnya indek kian kuat kekuatan militer kita,” ujar Sultan X saat membuka Pameran Alutsista, (15/08/2016) di Jogja City Mall (JCM) dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-71.
Sultan menyebutkan peringkat itu dilihat dari faktor : geografis, populasi, personil militer, anggaran militer peralatan tempur hingga utang luar negeri. “Dari 126 negara yang disurvey, TNI berada di bawah Pakistan, Mesir, Korea Selatan, Italia, Jerman, Turki, Jepang, Inggris, Perancis, India Tiongkok, Rusia dan AS di peringkat pertama,” ujar Sultan.
Sementara di zona Asia, lanjut Sultan, Indonesia berada di peringkat 8 setelah Rusia, Tiongkok, India, Jepang, Turki, Korea Selatan dan Paskitan di Asia Tenggara di atas Vietnam, Thailand, Myanmar, Malaysia, Singapura, Kamboja dan Laos. “Target Indonesia 10 besar di dunia. Dalam kekuatan militer menjadi kebutuhan pokok yang diprioritaskan dalam pembangunan,” ujar Sultan.
Komponen penilaian GFP, dari manpower (personil), land system (AD), Air Power (udara), Naval Power AL, Resources SDA, logistik dan geografis. “Negara menyiapkan penambahan alutsista seperti Super Tucano ke formasi TNI tahun 2018 juga untuk ikut operasi gabungan,” ujar Sultan. Selain itu Sultan juga menyebutkan prestasi membanggakan TNI diantaranya Kopassus peringkat tiga di bawah SAS Inggris dan Mossad Israel.
Sumber : krjogja.com