Sebanyak 450 atlet menembak dari 23 negara akan mengikuti lomba menembak pistol berskala internasional bertajuk Australasia Handgun Championship (AAHC) 2016 yang digelar di lapangan tembak internasional marinir karang pilang Surabaya.
Ajang perlombaan menembak bergengsi tingkat dunia ini pertama kali di gelar di kota surabaya mulai dari tanggal 29 agustus hingga 2 september 2016.
Kejuaraan menembak reaksi antar-benua AustralAsia Handgun Championship (AAHC) 2016 resmi dibuka oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Taman Surya, Minggu (28/08).
Menurut wakil ketua penyelenggara, Leo Christian Afandi, Kejuaraan menembak level IV antar benua dunia yang bertajuk Australasia Handgun Championship 2016, menjadi ajang kompetisi bagi ratusan peserta untuk membuktikan menjadi yang terbaik dalam hal membidik sasaran tembak.
Tim menembak Australia dengan bangga memperkenalkan atletnya kepada warga surabaya (foto:jakartagreater/marksman)Leo menambahkan Kejuaraan menembak yang digelar setiap tiga tahun sekali ini akan melombakan lima nomor yakni open, standard, production, classic dan revolver.
“Mereka yang bertanding akan memperebutkan hadiah berupa piala dan trophy,” papar Leo. Ia menambahkan diantara ratusan peserta menembak internasional tersebut, ikut serta beberapa penembak dengan prestasi dunia seperti dari amerika serikat dan sejumlah negara eropa lainnya dan afrika yang ikut berkompetisi di even menembak bergengsi kali ini.
Atlet menembak dari Republik Ceko tengah berpose dengan seniman reog (foto:jakartagreater/marksman)Sesaat sebelum lomba, perwakilan peserta dari tiap negara berkeliling mengendarai jeep dengan rute Jl Jimerto, Jl Jaksa Agung Suprapto melewati Jl Wali Kota Mustajab, Jl Genteng Kali, Jl Tunjungan, Jl. Gubernur Suryo, Jl. Yos Sudarso dan finish di Taman Surya. Sebagian peserta lainnya devile berjalan kaki dari Jl Jimerto menuju Taman Surya via Jl Jaksa Agung Suprapto.
Sesampai di Taman Surya, seluruh peserta disambut dengan dadak merak. Masing-masing nama negara tercantum di bagian atas dadak merak yang merupakan ikon tarian reog ini. Para peserta terlihat antusias berfoto bersama dadak merak tersebut.
Sejumlah pejabat termasuk Presiden IPSC Nick Alexakos, maupun tamu undangan konsulat hadir dalam pembukaan kompetisi menembak antar benua di Surabaya (foto:jakartagreater/marksman)Dalam sambutannya, Presiden Internasional Practical Shooting Confederation (IPSC) Nick Alexakos mengaku senang bisa kembali ke Indonesia. Terakhir kali Nick berkunjung ke Indonesia adalah pada 2008 saat Bali menjadi tuan rumah turnamen World Shoot.
Menurut Nick, masyarakat Indonesia sangat ramah dan menyenangkan, sehingga dirinya selalu antusias bila kembali ke Indonesia. Pria berkebangsaan Kanada ini mengucapkan terima kasih atas dukungan Pemerintah Kota Surabaya dan Persatuan Menembak dan Berburu Indonesia (Perbakin) sehingga AAHC 2016 dapat terselenggara di Surabaya.
Leo Christian Afandi, wakil penyelenggara menyatakan even kompetisi menembak antar benua level IV ini baru pertama di gelar di Surabaya. (foto:jakartagrater/marksman)“Saya berharap semua kontestan dapat berkompetisi dengan baik dan menikmati keindahan Kota Surabaya,” kata Nick.
Menurut Nick, salah satu kekuatan Surabaya, di samping infrastruktur, adalah keramahan warganya.
“Saya sangat terkesan dengan keramahan publik Surabaya. Hal itu saya rasakan sejak mendarat di bandara hingga ke hotel. Semua orang yang saya jumpai sangat ramah dan terbuka,” tutur pria berkebangsaan Kanada itu.
Sementara WaliKota Surabaya, Tri Rismaharini mengaku bangga Kota Surabaya mendapat kepercayaan menjadi tuan rumah kejuaraan bergengsi tersebut. Ia menyatakan bahwa Kota Surabaya memang kerap dipercaya menjadi tuan rumah berbagai event internasional.
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini di dampingi ketua PB Perbakin Bambang Trihatmojo, mengaku bangga kota Surabaya menjadi tuan rumah even internasional. (foto:jakartagreater/marksman)Menurut dia, momentum ini merupakan kesempatan untuk memperkenalkan budaya dan tradisi Surabaya ke dunia internasional.
“Kalau kita berhasil di level IV (antar-benua) ini, kita akan punya peluang untuk jadi tuan rumah di kejuaraan menembak level V (tingkat dunia). Tentunya jumlah pesertanya akan jauh lebih banyak lagi,” kata Risma.
Peraih gelar doktor honorus causa dari ITS ini berharap, kepercayaan dunia menembak internasional kepada Surabaya terus berlanjut. Sebab, pada 2020 nanti akan ada kejuaraan menembak dunia yang lebih bergengsi.
Ketua PB Persatuan Menembak dan Berburu Indonesia (Perbakin) Bambang Trihatmodjo yang turut hadir dalam pembukaan kejuaran menembak dunia itu menuturkan, pihaknya menargetkan dua kategori, yakni standard dan revolver. Indonesia, kata dia, pernah menorehkan prestasi juara 2 tingkat junior pada kejuaraan menembak dunia level V di Amerika Serikat tahun lalu.
“Kalau yang sempat dapat nomor juara 2 junior di Amerika Serikat itu ada di kategori standard. Di kategori revolver, kita juga punya penembak level dunia,” terang Bambang kepada jakartagreater.
Sedangkan untuk kategori open, production, dan classic, PB Perbakin membidik posisi tiga besar. (marksman)