Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dijadwalkan akan mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan di Tiongkok, 4 September mendatang. Pertemuan akan diadakan di sela-sela konferensi G-20, yang akan berlangsung mulai tanggal 4 hingga 5 September 2016.
Berdasarkan keterangan Penasihat Deputi Keamanan Nasional AS, Ben Rhodes, pertemuan Obama dengan Erdogan ingin membahas tentang keadaan Turki pascakudeta Juli lalu, pemberantasan ISIS dan langkah untuk memulihkan keamanan dan perdamaian di Suriah.
“Obama ingin berbicara dengan Erdogan tentang kampanye militer Turki terhadap ISIS dan upaya mengembalikan stabilitas Suriah,” ujar Rhodes.
AS juga akan menyampaikan bahwa gedung putih menentang keras serangan Turki ke daerah Suriah bagian utara, yang dilakukan oleh Pasukan Demokratik Suriah atau SDF saat itu. Pekan lalu, militer Turki melancarkan serangan terhadap kelompok milisi ISIS sebagai bagian dari upaya mengusir anggota kelompok tersebut dari wilayah perbatasan Turki-Suriah.
Dalam kesempatan yang sama pula, Rhodes juga menyampaikan bahwa Obama kemungkinan akan mengadakan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun, sejauh ini belum ada jadwal resmi mengenai pertemuan keduanya.
“Kami biasanya mencoba untuk menemukan kesempatan bagi kedua pemimpin untuk mencoba menghabiskan waktu bersama-sama, biasanya fokus pada Suriah dan Ukraina,” imbuh Rhodes.
AS dan Rusia kini memang sama-sama berjuang untuk menghentikan pertempuran perang sipil. Namun, AS dan Rusia belum kunjung mencapai kesepakatan untuk menghentikan perang Suriah. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menuturkan, sampai saat ini, pihaknya dan Amerika Serikat (AS) belum sepaham mengenai masalah di Suriah. Peskov mengatakan, Rusia ingin melihat upaya lebih dari Washington untuk melakukan kerjasama dengan Moskow dan mengikis perbedaan yang ada.
“Tapi sayangnya, dengan menyesal saya katakan, masih jauh untuk melakukan kerjasama dengan AS di Suriah,” ucap Peskov dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (30/8).
Rusia dan AS sendiri sejatinya telah beberapa kali melakukan pembicaraan terkait Suriah. Terakhir terjadi pada pekan lalu, yaitu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavorv melakukan pertemuan 12 jam dengan Menteri Luar Negeri AS John Kerry di Wina, Austria. Dalam pertemuan itu, kedua Menlu berhasil menyepakati beberapa hal, salah satunya adalah mengenai pembukaan koridor kemanusiaan di Suriah. Namun, belum ada kesepakatan mengenai operasi bersama di Suriah dalam pertemuan itu.