Strategic Defence Intelligence (SDI) melaporkan bahwa belanja pertahanan Indonesia diantisipasi untuk tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 11,13% pada periode 2016-2021, untuk mencapai 11,94 miliar dolar AS pada tahun 2021.
Laporan berjudul “Future of the Indonesian Defense Industry – Market Attractiveness, Competitive Landscape and Forecasts to 2021” tersebut memperkirakan bahwa tren pasar pertahanan Indonesia dan pola pengeluaran.
Tumbuh pada tingkat rata-rata 7,9%, perekonomian Indonesia diperkirakan akan menyebabkan pengeluaran pertahanan yang lebih besar. Belanja pertahanan Indonesia terutama didorong oleh peningkatan ketegangan di Laut Cina Selatan, konflik teritorial negara Asia Selatan, dan penyebaran berkelanjutan pasukan di Kepulauan Natuna, sebagai bentuk anti-pembajakan dan illegal fishing serta pemberantasan penyelundupan narkoba.
Inisiatif bangsa untuk melawan ancaman asimetris diantisipasi dengan membuat permintaan pengawasan maritim dan peralatan keamanan, sistem pencitraan, keamanan bandara, sistem biometrik dan sistem video-surveillance untuk melawan ancaman keamanan yang datang dari internal dan eksternal.
Beberapa program utama pengadaan angkatan laut sebagai bagian dari pengadaan Kementerian Pertahanan Indonesia terdiri dari rencana pengadaan helikopter AS565 Panther anti-submarine warfare (ASW), kapal selam Chang Bogo-class tactical, dan landing ship tank (LST).
Dengan mayoritas peralatan dan platform dari era Soviet, Indonesia sedang melakukan investasi dalam perangkat keras baru, serta upgrade untuk menggantikan sistem lama. Pasar pertahanan negara senilai 6,97 miliar dolar AS pada tahun 2016.
Sumber: http://www.naval-technology.com