Lagi-lagi Korea Utara (Korut) diduga melakukan uji bom nuklir, setelah gempa berkekuatan 5,3 Skala Richter (SR) terdeteksi di sebelah tenggara kota Sungjibaegam, Korea Utara. Berdasarkan laporan kantor berita Yonhap, gempa tersebut merupakan gempa buatan dan diduga kuat merupakan guncangan yang dipicu oleh uji coba nuklir Korut.
Citra satelit terbaru dan informasi intelijen sebelumnya menunjukkan peningkatan aktivitas di kawasan Punggye-ri, lokasi uji coba nuklir Korut, menunjukkan bahwa uji coba nuklir yang kelima akan segera terjadi. Mulanya, mereka belum dapat memastikan kemungkinan jenis ledakan tersebut sebagai uji coba nuklir atau jenis ledakan lain.
Namun benar saja, tidak lama kemudian, Korut mengonfirmasi telah melakukan percobaan nuklir terbaru pada Jumat pagi tadi (9/9/2016). Uji coba nuklir terbaru yang digelar Korut tersebut ditaksir berdaya ledak 20 hingga 30 kiloton. Ledakan tersebut bisa dikatakan sebagai perangkat ledakan terbesar Korut sejauh ini.
Tanggal 9 September memang diperingati sebagai Hari Nasional Korea Utara, yang menandai awal kepemimpinan rezim negara itu. Bertepatan dengan momen tersebut, Korea Utara memanfaatkannya sebagai momen untuk menunjukkan kekuatan militer.
Berdasarkan sanksi PBB, Korea Utara dilarang melakukan tes teknologi nuklir atau rudal. Namun seolah tak acuh, dalam beberapa bulan terakhir, Korut malah gencar melakukan serangkaian peluncuran rudal balistik dan mengancam untuk melakukan serangan nuklir kepada musuh-musuh mereka.
Menanggapi aksi uji coba nuklir kelima Korut ini, Presiden Korea Selatan (Korsel) Park Geun-hye mengecam keras karena Korut dinilai telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dan menantang komunitas internasional. Park menyebut Kim Jong-Un telah kembali menunjukkan “kenekatan gila” karena benar-benar mengabaikan seruan dunia untuk menghentikan ambisi senjata nuklirnya.
“Rezim Kim Jong-Un hanya akan mendapatkan lebih banyak sanksi dan isolasi… dan provokasi seperti itu akan makin mempercepat jalannya menuju kehancuran diri sendiri,” kecam Park seperti dilansir kantor beritaAFP, Jumat (9/9/2016).
Sejauh ini, Korut tercatat telah melakukan lima kali uji coba nuklir yang selalu memicu kecaman internasional. Terakhir kali, Korut menggelar uji coba nuklir pada Januari 2016 lalu dan daya ledak saat itu diperkirakan hanya mencapai 6 kiloton. Uji coba nuklir itu diakui sebagai sebuah bom hidrogen, tetapi klaim itu belum diverifikasi kebenarannya.