Gencatan senjata yang sedang berlangsung di Suriah terjadi atas kesepakatan antara Amerika Serikat dan Rusia. Gencatan senjata tersebut dilakukan untuk meminimalisir kekerasan yang terjadi di wilayah tersebut.
Setelah gencatan senjata, AS dan Rusia akan melakukan kordinasi untuk menyerang kelompok ISIS dan Front al-Nusra, karena kedua kelompok ini tidak diikutsertakan dalam kesepakatan gencatan senjata.
Calon Presiden AS dari Partai Republik, Hilary Clinton mengapresiasi kesepakatan kedua negara. Hilary mengatakan, Rusia memegang peranan yang lebih penting dalam kesepakatan gencatan senjata tersebut. “Apakah gencatan senjata ini akan terus berlangsung atau tidak, semuanya bergantung pada Rusia,” ujar Hillary, dikutip dari Sputnik, Jumat (16/9/2016).
Namun, banyak negara yang mempertanyakan apa saja kesepakatan yang terjadi antara AS dan Rusia, sehingga gencatan senjata tersebut bisa terjadi. Pemeritah AS dan Rusia tidak akan membuka apa saja kesepakatan yang dicapai, kedua negara mengkawatirkan jika butir kesepakatan dibeberkan akan mengganggu gencatan senjata di Suriah.
