Suatu sistem yang dikembangkan oleh lembaga penelitian dan produksi Electromashina, dipasang pada tank Armata, Kurganets dan kendaraan lapis baja Bumerang untuk mendeteksi sinar laser atau rudal yang datang serta melepaskan granat asap khusus, sehingga membuat kendaraan tempur tak terlihat baik dengan mata telanjang maupun inframerah.
“Sistem ini sedang menjalani uji coba lapangan dan kami berharap agar pekerjaan ini bisa diselesaikan sebelum tahun ini”, kata seorang perwakilan Departemen Pertahanan, ia menambahkan bahwa pengujian sistem ini dengan menembakan peluru aktif dijadwalkan akan dilakukan tahun depan.
Inti dari sistem baru adalah sebuah komputer yang menghitung lintasan optimal dari granat asap untuk memastikan penutup asap maksimum sementara memungkinkan para kru untuk menyergap musuh tanpa hambatan.
Sistem baru memastikan perlindungan yang maksimal terhadap rudal anti-tank dipandu laser dan rudal anti-tank kendali jarak jauh. Rudal yang dilepaskan tidak akan dapat menerima perintah radio, sedangkan yang kedua akan dengan mudah menggagalkan sinar laser tersebut.
Hal ini juga akan dapat secara efektif menangani rudal anti-tank self-homing, Javelin buatan Amerika Serikat.
“Javelin adalah satu-satunya sistem rudal anti-tank di dunia dengan teknologi self-homing 100 persen, yang menghitung lintasan mereka tergantung siluet yang terlihat pada target dan penanda panasnya. Untuk mencapai targetnya rudal ini naik keatas dan menyerang dari atas target untuk menembus atap tank dimana tidak terdapat pelindung lapis baja”, ujar perwakilan Kementerian Pertahanan.
“Biar bagaimanapun, ketika rudal semacam ini meluncur turun di atas target, tabir asap yang diciptakan oleh sistem kami akan menyelimuti tank sehingga tidak akan dapat terlihat siluet atau penanda panasnya, hal ini akan mengakibatkan rudal akan kehilangan sasaran”, tambahnya.
Sumber: Sputnik News