Prajurit TNI Sebagai garda terdepan pertahanan negara, tidak hanya mampu memanggul senjata dan bertempur melawan musuh. Namun bisa juga diwujudkan dengan sikap saling tolong menolong terhadap sesama. Seperti yang tercermin pada musibah bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Sedikitnya 1.070 Prajurit TNI dari kesatuan Kostrad dan Komando Kewilayahan yang didukung dengan alat berat, telah diterjunkan dalam upaya membantu dan mencari korban banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
“1.070 personel TNI saat ini sudah berada di lokasi dan telah dibekali perlengkapan berupa tujuh unit NPS, tiga unit Dump Truck, tiga unit Ambulance, satu unit Excavator, satu unit Louder, satu unit Backhoe Loader, satu unit Trailer, sepuluh tenda Pleton, dua tenda Lomando dan lima tenda serbaguna untuk membantu operasional penanganan banjir bandang dan perlengkapan menangani masalah pengungsian,” ujar Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kamis (22/9).
Panglima juga menjelaskan saat ini para pengungsi dari musibah banjir bandang di Garut itu sudah ditempatkan lokasi yang aman, dan sudah dikoordinasikan dengan Pemda. “Sekarang semuanya sudah dapat ditangani dengan baik,” kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Garut, Jawa Barat, tepatnya di sepanjang bantaran sungai Cimanuk, yang menggenangi Kampung Kikisik Desa Sukakarya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kampung Cimacan, Kampung Leuwi Daun, Kampung Suka Padang Bawah, Desa Haurpanggung, Desa Paminggir Kecamatan Garut Kota, Rumah Sakit Umum Garut dan Asrama korem 062/TN dengan membawa kerugian jiwa dan materiil yang cukup banyak. Sampai saat ini, total korban tewas sudah mencapai 26 orang.
Ia juga menambahkan bahwa TNI telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti Basarnas, BPBD Jawa Barat, Polri, Tagana dan PMI, agar bencana tersebut dapat segera ditangani.
Dijelaskan, penanganan bencana dan pemulihan kondisi di Garut ini memerlukan waktu yang tak singkat. “Tapi yang paling penting saat ini adalah bagaimana mencari korban apabila masih ada, kemudian merehabilitasi wilayah Garut yang terkena bencana,” ungkap Panglima TNI.
Banjir bandang kali ini terjadi akibat meluapnya sungai Cimanuk dan menggenangi sebagian wilayah Garut sehingga mengakibatkan rumah-rumah penduduk terendam dan hanyut sampai menimbulkan korban jiiwa karena diterjang material longsor yang terbawa oleh aliran banjir.
Menurut Kapen Kostrad, Letnan Kolonel Inf Agus Bhakti, S.I.P. Pasukan Kostrad jajaran Divisi Infanteri 1 Kostrad diberangkatkan dan disiagakan untuk membantu evakuasi banjir bandang di Garut sementara sebanyak 3 Batalyon. Terdiri dari Yonif Raider 303 Kostrad dengan kekuatan 107 orang dipimpin Danyonif, Letkol Inf Fransisco. Yonzipur 9Kostrad dengan kekuatan 128 orang dipimpin Danyon Zipur, Mayor Czi Abdillah Arif Dan Yonkes 1 Kostrad. Di Garut pasukan Kostrad akan bergabung dengan Komando tanggap darurat yang telah di bentuk untuk menanggulani bencana banjir bandang di Garut.
Data korban sementara yang berhasil di himpun oleh Pasukan Kostrad yang langsung terjun di lapangan :19 orang meninggal telah dievakuasi ke RS Tentara Guntur, korban luka berat : 6 orang dievakuasi di RST Guntur, korban luka ringan : 37 orang di Aula Makorem. Pengungsi 33 KK di Aula Makorem dan korban hilang 39 orang. Kerugian materi : rumah perkampungan yang terendam sekitar 1000 unit masih belum terdata secara rinci 3 unit mobil hanyut. Ternak dan sawah belum teridentifikasi. (marksman/ sumber: metrotvnews.com, puspen TNI dan news.viva.co.id)